SWARNANEWS.CO.ID, LUBUKLINGGAU | Menuju Lubuklinggau Metropolis Madani, aneka makanan di Kota Lubuklinggau hadir dengan berbagai variannya tanpa kecuali produk ‘tempe’ yang sudah dikenal akrab di masyarakat. Hanya saja produk tempe produksi Nanang Khand ini memiliki ciri khas berbeda dari tempe yang biasa dijual. Pantauan Swarnanews setidaknya ada tiga varian produk tempe yang dibuat Nanang Khand (13/11) beralamat Jalan Gentayu, Keputraan Lubuklinggau.
Nanang mengatakan bahwa produk aneka rasa tempe yang dibuat merupakan produk hasil inovasi dan kreativitas sendiri. Ide ini muncul dilatar belakangi oleh permasalahan yang di hadapi oleh masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga dengan kenaikan harga bahan pokok. Sebut saja harga sembako, harga cabe dan harga kebutuhan yang lainnya.
“Dengan dasar itu kami berpikir bagaimana bisa memberi manfaat kepada masyarakat. Maka muncul ide pembuatan Tempe Higienis Serba Rasa BGL (Bagoyo Lancar) dengan berbagai varian rasa antara lain; Tempe Rasa Original (biasa); Tempe Rasa Pedas; dan Tempe Rasa Coklat” ungkap Nanang.
“Tempe higienis serba rasa hadir sebagai solusi bagi keluarga yang berekonomi rendah. Dengan meningkatkannya harga cabe tentu akan berefek terhadap daya beli bahan pokok yang lainnya. Maka produk kami hadir diniatkan sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan gizi dengan harga yang terjangkau, produk ini memiliki kualitas dan cita rasa yang memuaskan. Selain permasalahan di atas tempe juga diminati oleh berbagai kalangan. Mulai kalangan bawah, kalangan menengah bahkan atas sekalipun menyukai makanan ini. Maka tidak heran bila setiap harinya peminat semakin meningkat dan modal tidak terlalu besar. Saat ini kami memproduksi 10 Kg kedelai setiap hari dan selalu habis terjual. Baik di jual dipasar pagi maupun online maupun yang datang langsung di kediaman kami” tambah Nanang.
Untuk harga di pasaran dibanderol untuk tempe Rasa Original Rp 2.000/1 batang, tempe Rasa Pedas seharga Rp. 2.500/1 batang sedangkan tempe Rasa Coklat seharga Rp. 3.500/1 batang.
“Pesan kami untuk anak muda yang ingin berwirausaha “Jadilah saudagar yang bisa mengajar, bukan mengajar untuk menjadi saudagar,” tutup Nanang.
Teks : Supriadi
Editor : Sarono PS