Ekspor Sumsel Kembali Melejit, Terdongkrak Industri Dan Tambang

SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Nilai ekspor Sumatera Selatan Oktober 2019 mengalami kenaikan sebesar 27,71 persen dibandingkan ekspor bulan September 2019. Peningkatan ekspor ini disokong oleh produk industri dan pertambangan.

Akan tetapi, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 (Januari – Oktober 2018) ekspor Provinsi Sumatera Selatan mengalami penurunan sebesar 10,77 persen.

Menurut Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih, Nilai ekspor Provinsi Sumatera Selatan bulan Oktober 2019 sebesar US$ 355,13 juta terdiri dari ekspor migas sebesar US$ 23,64 juta dan US$ 331,49 juta merupakan hasil ekspor komoditi nonmigas.

“Peningkatan terjadi pada enam negara tujuan utama yaitu Tiongkok naik sebesar US$ 71,06 juta, India naik sebesar US$ 13,87 juta, Amerika Serikat naik sebesar US$ 2,54 juta, Jepang naik sebesar US$ 1,05 juta, Filipina naik sebesar US$ 550,55 ribu, dan Latvia naik sebesar US$ 493,23 ribu. Sementara itu, empat negara tujuan utama lainnya, yaitu Malaysia, Vietnam, Jerman, dan Korea Selatan mengalami penurunan nilai ekspor,” jelasnya.

Tiongkok, Malaysia dan Amerika Serikat menjadi negara tujuan utama ekspor Sumatera Selatan pada periode Januari – Oktober 2019, masing-masing mencapai US$ 1.133,84 juta, US$ 359,45 juta dan US$ 301,17 juta, dengan peranan ketiganya mencapai 52,77 persen dari total ekspor periode Januari – Oktober 2019.

“Sementara untuk Ekspor ke ASEAN pada Januari – Oktober 2019 mencapai US$ 705,74 juta atau mengalami penurunan sebesar US$ 165,99 juta dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Begitu juga, ekspor ke Uni Eropa mencapai US$ 284,81 juta, mengalami penurunan sebesar US$ 19,05 juta jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018,” terang dia.

Ekspor Provinsi Sumatera Selatan dilakukan melalui beberapa pelabuhan baik di dalam maupun di luar Sumatera Selatan. Ekspor pada bulan Oktober 2019 dilakukan melalui pelabuhan Boom Baru dengan nilai US$ 282,52 juta (79,55 persen), Dermaga Plaju dengan nilai US$ 23,64 juta (6,66 persen), Kertapati dengan nilai US$ 5,42 juta (1,53 persen), Bandara Sultan Mahmud Badarudin dengan nilai US$ 25,64 ribu (0,007 persen) dan pelabuhan diluar Sumatera Selatan sebesar US$ 43,53 juta (12,26 persen) yaitu dari Pelabuhan Tanjung Priok (US$ 38,57 juta), pelabuhan Jambi (US$ 3,67 juta), Pelabuhan Panjang Lampung (US$ 1,15 juta) dan pelabuhan lain (US$ 173,91 ribu).

” Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 (Januari – Oktober 2018) nilai ekspor produk pertanian, produk industri dan produk pertambangan pada periode Januari – Oktober 2019 turun masing-masing sebesar 36,63 persen, 4,72 persen dan 24,12 persen. Dibandingkan September 2019, ekspor produk industri dan produk pertambangan pada Oktober 2019 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 34,14 persen dan 34,28 persen, sedangkan ekspor produk pertanian mengalami penurunan 32,33 persen,” tambahnya.

Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor secara keseluruhan pada periode Januari – Oktober 2019, kontribusi ekspor produk industri adalah sebesar 74,68 persen, kontribusi produk pertambangan adalah sebesar 17,96 persen dan kontribusi ekspor sektor pertanian sebesar 0,71 persen, sementara kontribusi ekspor migas sebesar 6,65 persen.

Sementara untuk Nilai impor Sumatera Selatan Oktober 2019 sebesar US$ 41,84 juta atau naik sebesar 21,19 persen jika dibandingkan bulan September 2019.

Impor Provinsi Sumatera Selatan bulan Oktober 2019 sebesar US$ 41,84 juta terdiri dari impor migas sebesar US$ 2,98 juta dan nonmigas sebesar US$ 38,86 juta.

Negara asal impor terbesar periode Januari – Oktober 2019 yaitu Tiongkok dengan nilai impor sebesar US$ 151,43 juta, diikuti Malaysia dengan nilai impor US$ 54,53 juta dan Kanada dengan nilai impor mencapai US$ 25,05 juta. (*)

 

Teks: ilham

Editor: maya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *