Swarnanews.co.id-Baturaja, 24/11/2019 – Warga Desa Tanjung Baru, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, antusias mengikuti Program KB gratis yang digelar oleh Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DPPKB) setempat.
“Cukup banyak masyarakat Desa Tanjung Baru khususnya ibu-ibu yang mengikuti program KB gratis ini dengan jumlah mencapai 88 akseptor,” kata Kabid Keluarga Berencana (KB) DPPKB Ogan Komering Ulu (OKU), Yulia Mutiara didampingi Kasi Pendistribusian Alkon, Rahman di Baturaja, Minggu.
Dia mengemukakan, dalam program KB gratis di desa setempat tersebut diikuti 88 akseptor yang didominasi pengguna akseptor implan dengan jumlah sebanyak 30 orang.
“Akseptor implan ini banyak digemari masyarakat mungkin karena pemasangannya hanya sekali, namun manfaatnya cukup lama,” katanya.
Selain implan, kata dia, alat kontrasepsi lainnya yang digunakan masyarakat di wilayah itu adalah suntik KB dengan pengguna sebanyak 28 orang, kondom 16 orang dan pil berjumlah delapan orang.
“Kemudian akseptor pengguna IUD hanya ada enam orang meskipun alat kontrasepsi ini dinilai paling efektif untuk menghindari kehamilan,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, Program KB gratis ini merupakan program yang dicanangkan oleh pemerintah pusat untuk mengatur jarak kelahiran anak agar tercipta keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Tujuan dari program ini, lanjut dia, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat sejahtera dengan mengendalikan angka kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
Menurut dia, program KB ini sangat bermanfaat bagi pasangan suami istri, selain membatasi kelahiran juga bermanfaat mengurangi risiko penyakit hingga gangguan mental dengan menggunakan alat kontrasepsi seperti implan, suntik, pil, IUD, kondom dan lainnya.
“Alat kontrasepsi berfungsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Alat kontrasepsi juga berfungsi untuk menurunkan risiko melahirkan terlalu muda atau terlalu tua,” ujarnya.
Teks/Editor : Antara/Asih