SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Dialog Kebudayaan Palembang menuju Kongres Budaya Nasional 2020′ digelar Komunitas Ngabudayo pada Forum Diskusi Terpumpun, bertempat di Basengla Cafe, Sabtu (30/11/2019).
Kegiatan ini bertujuan untuk terlaksananya penggalian, pelestarian dan pengembangan potensi, situasi, kondisi, nilai keragaman seni budaya yang ada di Palembang. Diikuti 30 peserta, dari seniman, budayawan, sejarahwan, tokoh adat, masyarakat, akademisi, KPD, LBUM, Kobar 9, Depati AMPS, Teater Gaung, KKP, AMKPD, PZP, ZBPD, Pedas, Mabmi, FKPKP.
“Saya berharapkan ada masukan dari semua peserta FGD dan mampu menyikapi kondisi pengembangan kebudayaan Palembang yang semakin tergerus oleh waktu dan budaya asing,” kata Panitia Pelaksana Kemas Ari Panji kepada wartawan
Sultan Mahmud Badaruddin IV Jaya Wikrama R.M Fauwaz Diraja mengatakan,
Diskusi akan terus dilakukan guna saling bahu membahu antara semua ormas di Palembang untuk meningkatkan kerjasama dibidang seni budaya supaya dikedepankan. Karena budaya Palembang sekarang ini sudah dikesampingkan oleh pemerintah dan masyarakat karena ketidaktahuan.
“Kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat supaya ada rasa untuk saling memiliki, bahwa budaya lama itu ada kearifan lokal buat perkembangan generasi mendatang,” ucap Kesultanan Palembang Darussalam.
Kemudian meminimalisir budaya yang ada supaya kedepannya tidak hilang bahkan di lestarikan dan di promosikan menjadi aset wisata berharga untuk kemajuan pembangunan Kota Palembang.
Ditempat sama, Vebri Al Lintani, Komunitas Batanghari Sembilang menyampaikan, bahwa rangka pokok diskusi tertuang dalam 10 OPK ( Objek Pemajuan Kebudayaan), yakni Tradisi lisan, Manukrip, Adat istiadat, Ritus, Pengetahuan Tradisional, Teknologi, Seni, Bahasa, Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional.
Rata-rata setelah di cek dari OPK tersebut ternyata mengalami degradasi atau penurunan sesuai undang-undang. Kedepan Komunitas Ngabeng Budayo akan membuat gerakan kebudayaan.
“Jika pemerintah ingin membentuk pokok pikiran kebudayaan maka akan kita kawal untuk di Palembang dan Sumsel,” ucapnya.
“Selama ini tidak ada regulasi cuma hanya selera saja, seperti apabila pemerintah suka olahraga maka olahragalah yang akan maju dan seterusnya,” tutup Budayawan Palembang
Teks : Iwan
Editor : asih