Jepang Berencana Kirim 270 Pelaut Ke Timur Tengah Untuk Kawal Kapal

SWARNANEWS.CO.ID, TOKYO | Pemerintah Jepang sedang menggarap rencana untuk mengirim sekitar 270 pelaut ke Timur Tengah, guna menjaga kapal-kapal yang memasok Jepang berdasarkan undang-undang yang memungkinkan penyebaran militer untuk penelitian dan pengumpulan intelijen, harian bisnis Nikkei melaporkan.

Jepang mempertahankan hubungan persahabatan dengan Amerika Serikat dan Iran, dan mengatakan mereka tidak akan bergabung dengan koalisi A.S. apa pun untuk melindungi kapal dagang di wilayah tersebut.

Nikkei mengatakan pemerintah akan mengusulkan pengerahan satu kapal pengawal dan pesawat patroli dari Pasukan Bela Diri Maritim pada misi satu tahun yang dapat diperbarui setiap tahun. Ia berencana untuk menyelesaikan rencana itu pada akhir tahun, kata Nikkei.

Perdagangan komoditas global telah diguncang tahun ini oleh serangan terhadap kapal-kapal dagang internasional yang oleh pihak sekutu Barat Jepang dipersalahkan atas Iran. Teheran membantah terlibat.

Ketegangan meningkat antara Teheran dan Washington sejak tahun lalu, ketika Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari perjanjian nuklir Teheran 2015 dengan enam negara dan menerapkan kembali sanksi terhadap negara itu, yang melumpuhkan ekonominya.

Jepang, yang telah berhenti membeli minyak dari Iran karena sanksi AS, sangat ingin melihat stabilitas di Timur Tengah, di mana ia mendapatkan sebagian besar impor minyaknya.

Perdana Menteri Shinzo Abe telah gagal mencoba meredakan ketegangan antara kedua negara. Iran telah mengeritik upaya AS untuk membangun aliansi untuk melindungi pengiriman di Teluk, dan Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan kepada penyiar publik Jepang NHK minggu ini setelah pertemuan dengan Abe bahwa Teheran menentang pasukan asing di wilayah tersebut.

Iran juga telah mengusulkan kunjungan ke Jepang oleh Presiden Hassan Rouhani untuk mencoba mengatasi kebuntuan nuklir Iran dengan Washington, lapor Kyodo.

Konstitusi pasifis Jepang melarang pembentukan militer tetapi memungkinkan pasukan bela diri. Prospek penggelaran personel angkatan laut ke wilayah tersebut telah memicu seruan untuk berhati-hati dari media liberal dan kritik lainnya. (*)

 

Teks: antara

Editor: maya

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *