Terus Bergerak, Temu Wartawan Tribunpos Grup, Membahas Realisasi Jurnalis Desa Hingga Soroti Iconik Selamat Datang di Banten

SWARNANEWS.CO.ID, BANTEN  |Langkah untuk  memajukan jurnalisme Indonesia boleh ditempuh melalui beragam cara, wartawan  boleh mendiskusikan apa saja. Sebab   peranan media massa sangat signifikan dalam berbagai aspek, cerminan berbagai peristiwa yang ada di tengah masyarakat di refleksikan apa adanya secara realitas.

Refleksi menuju jurnalisme Indonesia yang maju tersebut, dibahas dalam diskusi Temu Wartawan Media Tribunpos Grup. Selain rapat tahunan, pertemuan itu juga sekaligus untuk membangun kebersamaan antar wartawan Media Tribunpos Grup di Wilayah Banten, Visi serta Misi Tribunpos menatap tahun 2020.

Pertemuan yang dilaksanakan di salah satu resto di Kota Cilegon,  Kamis malam (5/12/19) tersebut dipimpin langsung oleh Sandi Pusaka  Herman, SE selaku Pemimpin Redaksi Tribunpos.

Selain membahas internal Tribunpos, diskusi tersebut juga melahirkan gagasan besar Mencetak Jurnalis Satu Desa Satu Jurnalis Untuk Banten pada awal tahun 2020 mendatang. Seperti yang telah dilaksanakan Tribunpos di Provinsi Sumatera Selatan yakni Sekolah Jurnalis Desa dan untuk yang pertamakalinya di Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Sandi meminta tim wartawan Tribunpos Wilayah Provinsi Banten untuk lebih menjunjung kode etik jurnalistik.

Penggagas sekolah jurnalis desa di Sumsel ini juga menyoroti  belum adanya icon selamat datang di mana Banten adalah pintu gerbangnya Pulau Jawa paling barat. Seperti halnya icon pintu gerbang memasuki Pulau Sumatera, tampak Menara Siger yang iconik.

Sementara itu, Trio Alberto SH.MH, Legal dari Tribunpos menyampaikan berita itu jangan asumsi melainkan bicara data supaya warna yang ditawarkan Tribunpos berbeda.

Sebelum berita dipublikasikan, hendaknya sebuah berita jurnalistik dikonsultasikan dan dianalisa dari berbagai aspek, termasuk aspek hukumnya.

Koordinator Liputan Tribunpos untuk Wilayah Provinsi Banten, Badia Sinaga mengatakan, media Tribunpos akan berusaha menyampaikan informasi kepada publik berdasarkan fakta di lapangan.

“Keberadaan pers harus menjadi penyampai informasi sesuai pemahaman yang diyakini agar kemudian pemahaman itu bisa menjadi pemahaman publik,” ujarnya.

Teks: Rilis

Editor: Sarono PS

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *