Arus Barang di Pelabuhan Boom Baru Masih Stabil

SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Wabah virus Corona yang melanda Indonesia sejak awal tahun lalu, belum terlalu berdampak signifikan terhadap arus barang di Pelabuhan. Dari data Pelindo II Cabang Palembang tercatat hanya barang peti kemas yang mengalami penurunan.

General Manager PT IPC Cabang Palembang Indra Hidayat Sani mengatakan, penurunan barang peti kemas jenis karet. Sebab beberapa pelabuhan tujuan ekspor seperti di Malaysia dan Singapura sedang ditutup karena lockdown.

“Sepanjang triwulan pertama, khusus untuk barang petikemas turun dari 31.523 ton di 2019 menjadi 29.143 ton di tahun ini. Sementara untuk arus barang lain seperi general cargo beg cargo, curah kering dan curah basah justru mengalami peningkatan. Bahkan khusus untuk general cargo terjadi kenaikan yang signifikan dari 47.646 ton menjadi 177.368 ton,” jelasnya.

Menurut Indra, kenaikan arus barang jenis general cargo karena adanya import bahan baku pembuatan pupuk oleh PT Pusri diawal tahun ini. “Dari sisi jenis perdagangam, sepanjang kuartal pertama itu impor kita menglamai kenaikan sementara ekspor turun. Penurunan ini lebih dikarenakan karet,” katanya.

Menurutnya, memang terjadi penurunan arus pengiriman karet dari Pelabuhan Boom Baru yang dikelola perseroan.

“Karet masuk dalam kategori peti kemas, selama triwulan I/2020 ada penurunan arus peti kemas dibanding periode yang sama tahun lalu,”katanya.

Dia memaparkan pada triwulan I/2020 arus barang peti kemas mencapai 29.143 ton turun sebesar 7,55 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 31.523 ton.

EKSPOR karet di Sumatra Selatan mengalami penurunan dampak dari pandemi virus korona baru (covid-19). Hal itu lantaran rendahnya permintaan dari negara tujuan ekspor yang saat ini juga dilanda pandemi virus korona yang sama.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel nilai ekspor karet pada Maret 2020 turun 14,97 persen dibanding bulan sebelumnya, yakni dari US$118,44 juta menjadi US$103,47 juta.

Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih mengatakan kegiatan perdagangan luar negeri memang terdampak virus korona terutama ke negara-negara yang terkena wabah tersebut dan jadi pasar andalan Sumsel, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat.

“Sementara karet merupakan komoditas ekspor nonmigas dengan share terbesar yang mencapai 41,89 persen,” ujar dia.

Secara keseluruhan, nilai ekspor Sumsel pada Maret 2020 ini turun sebesar 9,34 persen dibandingkan ekspor bulan Februari 2020. Akan tetapi, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 (Januari – Maret 2019) ekspor Sumsel naik sebesar 0,96 persen.

Endang menambahkan ekspor Sumsel mayoritas ditujukan ke negara Tiongkok, Amerika Serikat dan Malaysia. Adapun pengiriman ekspor dilakukan melalui Pelabuhan Boom Baru Palembang.

“Pelabuhan Boom Baru ini mendominasi sebesar 75,9 persen dari pengiriman total ekspor komoditas Sumsel dibanding pelabuhan lainnya,” katanya. (*)

Teks: ilham
Editor: maya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *