SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Jurnal The Lancet mengkritik pemerintah India yang sempat jemawa mengaku berhasil mengendalikan wabah COVID-19. Peringatan para ahli terkait ancaman gelombang kedua tidak dihiraukan, dan kini India harus menghadapi krisis COVID-19 terburuk sejak pandemi.
Dalam publikasi terbaru, Jurnal The Lancet menyebut apa yang dilakukan pemerintah India sebagai hal yang “tidak bisa ditoleransi”.
Pemerintah disebut gagal karena memberi kesan bahwa India telah sukses mengalahkan virus Corona. Dampaknya warga jadi tidak disiplin lagi terhadap protokol kesehatan.
Selain itu, pemerintah juga tetap mengizinkan berbagai kegiatan yang mengumpulkan massa meski sudah mendapat peringatan ahli terkait potensi superspreader. Festival religius dan pesta politik tetap dilakukan di India.
“Konsekuensi dari kebijakan-kebijakan tersebut sudah jelas di depan mata. India harus melakukan perombakan terhadap responsnya dalam krisis,” tulis The Lancet seperti dikutip dari CNN, Senin (10/5/2021).
“Keberhasilan upaya tersebut akan bergantung pada pemerintah yang bertanggung jawab terhadap kesalahannya, memberikan kepemimpinan dan transparansi, serta menerapkan respons kesehatan publik yang berlandaskan sains,” lanjut jurnal.
India pada hari Minggu (9/5/2021), melaporkan 403.708 kasus COVID-19 baru. Sudah empat hari berturut-turut jumlah kasus baru di India melebihi angka 400.000.
Lebih dari 900.000 ribu pasien mendapat bantuan oksigen dengan sekitar 170.000 lainnya memerlukan ventilator.
Kabid Humas Kombes Pol Drs Supriadi, MM saat diwawancarai Senin 10 Mei 2021 menegaskan, agar jangan sampai kejadian kematian akibat covid-19 di Negara India terjadi di Provinsi Sumsel.
Oleh karena itu gerakan 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker) harus terus dilakukan oleh masyarakat.
Polda Sumsel bersama Polres jajaran terus menerus melakukan sosialisasi dan penindakan terhadap pelanggar protokol kesehatan ucap nya. (*)
Teks: rilis
Editor: maya