SWARNANEWS.CO.ID, PALI | Antrean kendaraan di depan SPBU yang ada di kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), terjadi hampir setiap hari.
Banyak anggapan bahwa antrean panjang itu, selain akibat cara pengisian BBM yang ribet karena harus menggunakan aplikasi MyPertamina, juga adanya dugaan oknum masyarakat yang sengaja mengepok (mengangkut) BBM bersubsidi menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua.
Anggapan itu ditepis pegawai SPBU Beracung kecamatan Talang Ubi, yang mengaku bahwa pihaknya mencatat seluruh kendaraan yang mengisi BBM serta membatasi jumlah pembelian BBM.
“Untuk antisipasi oknum penimbun BBM, kami batasi pembelian BBM jenis Pertalite sebanyak 120 liter per hari dan 200 liter jenis solar,” ungkap Warno, pegawai SPBU Beracung, Selasa (20/9/22).
Dalam memantau pembatasan pembelian BBM bersubsidi, Warno menyebut, pihaknya menggunakan alat pengecek nomor polisi kendaraan.
“Kami ada alat tersendiri yang langsung konek dengan pompa pengisian dan langsung konek ke Pertamina. Jadi ketika ada kendaraan sudah habis kuota maka pompa pengisian tidak akan keluar,” tukasnya.
Hanya saja dikatakan Warno, bahwa kendala jaringan yang menyebabkan antrean kendaraan bertambah.
“Kami harus mengecek kendaraan yang mengisi BBM satu per satu. Saat jaringan lelet kami harus menunggu hingga konek kala mengisi BBM. Otomatis kalau jaringan lelet, waktu pengisian lama menambah panjang antrean,” terangnya.
Untuk pasokan BBM, Warno katakan cukup aman, kuota dari Pertamina masuk setiap hari.
“Pertalite aman, masuk 16 ton setiap hari. Solar juga masuk 8 ton per hari. Kuota itu kadang tidak habis dalam seharinya. Antrean panjang ini disebabkan aturan cara pengisian,” imbuhnya.
Sementara itu Husni Thamrin anggota DPRD kabupaten PALI menyarankan untuk mengurai antrean kendaraan, pihak SPBU agar menambah pompa pengisian.
“Tambahlah pompa pengisian dan buka pelayanan kalau bisa 24 jam agar tidak ada lagi antrean kendaraan,” saran dewan dari partai Hanura itu. (*)
Teks: sangkut
Editor: maya