SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG – Bursa Efek Indonesia atau kini dikenal dengan IDX (Indonesia Stock Exchange) memiliki dua produk baru, yakni Waran Terstruktur dan Single Stock Futures (SSF).
Dua produk anyar ini dikenalkan di Palembang melalui media, Rabu 9 Oktober 2024 dalam acara IDX Product Roadshow Palembang 2024 di The 1O1 Palembang Rajawali.
Dijelaskan Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumsel Hari Mulyono, kehadiran dua produk baru ini diharapkan mampu memperluas jangkauan masyarakat.
“Banyak produk investasi yang diperluas saat ini, sehingga sudah saatnya masyarakat memilih produk yang sesuai dengan mereka,” ujar Hari.
Untuk diketahui, sampai semester 1 2024, jumlah investor saham di BEI Sumsel mencapai 150 lebih. Sementara untuk total investor pasar modal sudah mencapai 400 ribu.
“Dalam 3-4 tahun terakhir pertumbuhan konsisten meningkat. Dengan rata rata transaksi stabil di angka Rp 7-8 triliun perbulan,” kata Hari lagi.
Adanya sosialisasi, edukasi maupun pengembangan produk di BEI, menjadi salah satu cara untuk meningkatkan minat masyarakat berinvestasi di pasar modal.
Ia menerangkan, untuk produk baru IDX ini, yakni waran terstruktur dan Single Stock Futures, lebih cocok digunakan investor yang sudah existing di pasar saham. Artinya mereka yang sudah lebih dari setahun berinvestasi.
Sementara bagi pemula atau mereka yang baru berniat untuk berinvestasi di pasar modal, bisa memilih produk ETF (Exchange Trade Fund).
“Untuk pemula ada Exchange Trade Fund yang resikonya sangat rendah. Imbal hasil lebih menarik, dengan diversifikasi lebih luas. Ini cocok untuk pemula untuk mengenal volatilitas pasar modal sendiri,” jelas Hari.
Ditambahkan Grace Putri Sejati, Senior Analyst Structure Product Bussiness Development IDX, sejauh ini perkembangan produk ETF cukup signifikan sejak dikeluarkan tahun 2017 lalu.
“Sudah banyak investor besar datang untuk dibuatkan produk ETF dengan underlying indeks,” kata Grace.
Sampai akhir 2023, sudah ada 50-an ETF tercatat di BEI. Jumlah ini terbanyak di ASEAN kala itu. Namun sekarang jumlahnya berkurang menjadi 43 ETF, lantaran tidak bisa memenuhi ketentuan dari OJK. “Dan 43 ETF ini diterbitkan oleh 19 manager investasi di Indonesia,” jelasnya. (*)