500 Orang Luka dalam Penembakan Las Vegas, RS Seperti Zona Perang

SWARNANEWS | Las Vegas – Penembakan brutal di konser Las Vegas, Amerika Serikat menewaskan setidaknya 59 orang dan menyebabkan lebih dari 500 orang dilarikan ke sejumlah rumah sakit di wilayah tersebut. Salah satunya, University Medical Center yang menerima lebih dari 100 korban luka.

Rumah sakit yang merupakan pusat trauma itu berubah seperti zona perang karena membludaknya pasien yang terus berdatangan. “Itu seperti zona perang,” kata Dr. Jay Coates, salah satu ahli bedah senior yang betugas pada Minggu (1/10) malam saat penembakan terjadi.

“Kami berusaha membuat orang-orang tidak sekarat,” imbuhnya seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (3/10/2017).

Bahkan Toni Mullan, pengawas klinis unit trauma, baru saja tiba di rumahnya setelah 12 jam bekerja, ketika dia ditelepon untuk datang kembali ke RS. Wanita itu mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk tiba di RS. “Kekacauan, itu yang saya lihat,” ujarnya setelah tiba di RS.

“Pada waktu yang bersamaan, ada delapan ruang operasi yang berlangsung di waktu yang sama,” katanya. Pusat trauma tersebut menerima 104 pasien, kebanyakan korban luka-luka tembakan.

Pelaku penembakan, Stephen Paddock menembaki para penonton konser dari atas balkon kamarnya di hotel Mandalay Bay. Saat itu, sekitar 22 ribu orang tengah menyaksikan festival musik country yang merupakan acara populer tahunan setempat. Selain menewaskan setidaknya 59 orang, lebih dari 500 orang luka-luka dalam insiden itu. Sebagian besar korban terluka akibat terjangan peluru, sebagian lainnya karena terkena serpihan dan juga karena terinjak-injak saat para pengunjung konser panik menyelamatkan diri.

Kekacauan serupa juga terjadi di Sunrise Hospital. “Saya tak pernah melihat suasana seperti yang saya lihat pagi ini,” kata anggota parlemen AS, Ruben Kihuen asal Nevada.

“Ada sekitar 190 orang yang menggunakan setiap tempat tidur yang memungkinkan, setiap kamar yang memungkinkan, setiap lorong yang memungkinkan,” tuturnya. “Setiap perawat, setiap dokter dari seluruh kota ini datang dan membantu banyak korban tersebut,” imbuhnya.

Hingga kini belum diketahui motif penembakan brutal tersebut. Otoritas AS menyatakan bahwa pelaku tidak terkait dengan kelompok teroris internasional manapun.

 

Sumber: detikcom