SWARNANEWS.CO.ID, Jakarta | Allah menciptakan manusia dengan keadaan fitrah. Mereka di turunkan ke dunia dengan ke adaan bersih. Namun, dalam perjalanannya, banyak godaan dari setan yang membuat manusia keluar dari fitrahnya. Ustaz Mizan Qudsiyah dalam kajian di Masjid Nurul Iman, Blok M, Jakarta Selatan, yang bertema “Kembali ke Fitrah”, belum lama ini, mengatakan bahwa fitrah artinya Islam. Al-qur’an juga menjelaskan tentang apa itu fitrah.
Ia menyebutkan dalam surah ar-Rum ayat 30 yang berbunyi, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Ayat tersebut, kata Ustad Mizan, memberikan pelajaran bahwa sebagai manusia yang dilahirkan dengan fitrah, setiap orang diharuskan untuk menghindari sikap atau perbuatan yang dapat membelokkan diri dari jalan Allah. Manusia diminta untuk tidak melanggar dari apa yang diperintahkan Allah. “Dalam ayat ini kita hendaklah jiwa dan raga kita benar-benar masuk ke dalam Islam karena itu asal kita diciptakan,” ujar Ustad Mizan.
Ustad Mizan mengungkapkan, tidak mudah bagi setiap manusia untuk selalu menjaga kefitrahan sepanjang hidupnya. Pasalnya, setan akan selalu berusaha membawa manusia agar menyimpang dari perintah Allah. “Ini fitrah pertama sejak lahir sudah Islam ini namanya fitrah hatim,” kata Ustad Mizan.
Kemudian fitrah yang kedua, lanjutnya, disebut fitrah lahir. Fitrah tersebut, yaitu mengikuti petunjuk dan tata cara para nabi. Tata cara tersebut, antara lain berkhitan pada hari ketujuh dari kelahiran. Berkhitan merupakan kewajiban bagi seorang lakilaki, sedangkan bagi perempuan tidak wajib.
Mencukur bulu kemauan laki-laki maupun perempuan, kata Ustad Mizan, juga bagian dari firah lahiriah. Lalu memotong kuku, mencabut bulu ketiak, menipiskan kumis, membiarkan jenggot, bersiwak, menghirup air ke dalam hidung ketika berwudhu, membasuh celah-celah jari, berkumur-kumur dan hemat dalam menggunakan air ketika berwudhu.”Kita jangan ragu mempratik kan petunjuk Rasul. Kalau itu petunjuk para nabi, pasti punya manfaat,” jelasnya.
Ustad Mizan mengatakan, Islam merupakan agama yang memudahkan bagi pemeluknya dalam hal apa pun. Misalnya, seseorang tidak harus repot membuka sepatu ketika akan berwudhu saat berada di tempat yang dingin. Mereka cukup mengusap khuf atau kaus kaki. Dia pun menegaskan bahwa kemudahan yang diberikan oleh Islam tidak ditemukan dalam agama lain. Karena itu, umat Muslim harus selalu menjaga fitrah nya dengan melaksanakan perintah Allah dan para rasul.
Banyak tata cara para nabi dan petunjuknya yang bisa dipelajari melalui hadis-hadis. Baik yang berkaitan dengan kaidah fikih maupun lainnya. Apa pun yang dilakukan oleh nabi selalu ada yang meriwayatkannya. “Nabi kita selalu safar tidak sendiri. Selalu sama sahabat. Itulah cara Allah menjaga agamanya Islam,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ustad Mizan juga mengajak umat Islam agar berlomba-lomba membantu orang yang mulia. Sebab perbuatan ini merupakan kemuliaan tersendiri bagi mereka yang membantu. Sikap tersebut juga pernah dilaku kan oleh para sahabat kepada Rasulullah. Pasalnya, Rasulullah sebagai manusia yang mulia mempunyai sifat akan membalas kebaikan orang lain yang membantunya. Mereka berharap mendapatkan balasan surga dari apa yang dilakukan kepada orang yang mempunyai kemuliaan.
Junaidi, warga Kampung Melayu, mengaku rutin menghadiri kajian yang diselenggarakan Masjid Nurul Iman Blok M. Menurut dia, tema-tema yang disajikan cukup menarik dan menambah ilmu keislaman. Kajian kali ini, menurut dia, sangat bermanfaat bagi dirinya karena mendapatkan ilmu-ilmu fikih. Sehingga ia bisa memahami apa yang harus dilakukan ketika akan melaksanakan perintah Allah sesuai dengan kaidah fikih. “Pokoknya baguslah kajian-kajian kayak gini, terutana pada saya pribadi,” kata Junaidi.
editor : Sarono ps
sumber : republika.co.id