Atasi Melonjaknya Pasien Rahabilitasi Medik, RSMH bakal Tambah Tenaga Medis

SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Pasca Pandemi Covid-19, pasien Rehabilitasi Medik RSMH Palembang melonjak tajam. Jika biasanya 70 an pasien perhari, di awal 2023 ini naik menjadi 210 pasien sehari.

Kenaikkan pasien hingga tiga kali lipat dari biasa ini sempat membuat heboh. Yakni dengan adanya antrian menggunakan batu bata yg dilakukan pasien sejak subuh, beberapa waktu lalu.

Hal ini menjadi perhatian serius pihak RSMH. Dikatakan Plt Direktur Pelayanan, Medik Keperawatan dan Penunjang, dr. Marta Hendry, Sp.U(K), MARS, Sabtu (21/1/2023). Permasalahan antrian di Rehabilitasi Medik ini memang cukup kompleks. Apalagi setelah melonjaknya jumlah pasien.

“Tadinya sekitar 70 – 90 pasien perhari. Sejak 2023 ini melonjak jadi 210 pasien sehari,” cetus Dokter Martha yang di dampingi Mardiana SH MSi, Koordinator Pengorganisasian Hukum dan Humas

Dokter Martha mengakui, idealnya dengan bertambahnya jumlah pasien harus disupport dengan tenaga medis tambahan. “Kami sudah berusaha menambah tenaga tarapis, seperti di bagian Okupasi Terapi (terapi tumbuh kembang anak, red) sudah ditambah 3 orang terapis,” jelasnya.

Namun, secara keseluruhan Dokter Martha tidak tahu pasti berapa kebutuhan tenaga medis tambahan, untuk dapat mengimbangi tingginya jumlah pasien di Rehabilitasi Medik. “Ada beban kerjanya. Kayak okupasi terapi tadi kurang tiga orang dan sudah kami tambah. Mudah-mudahan tahun ini kekurangan tenaha medis ini bisa kami penuhi seluruhnya,” tegas dia.

Sayangnya, tidak mudah mendapatkan tenaga medis terapi untuk masing-masing bidang yang ada di Rehabilitasi Medik RSMH. “Terapisnya itu langka. Ada beberapa orang yang sudah kami hubungi, namun ternyata belum bisa. Tapi akan kami usahakan terus,” tegas Dokter Martha.

Sementara untuk mempermudah pasien Rehabilitasi Medik, RSMH Selasa (24/1/2023) mendatang mulai menerapkan pendaftaran secara online di aplikasi Daftarinaja.

Tetapi, harus diakui Dokter Martha bahwa penerapan antrian online ini di poli ini agak terlambat dibandingkan 34 poli lain yang ada di RSMH yang sudah menerapkan pendaftaran online. Kendalanya selain masalah tenaga medis yang terbatas. Juga akibat kuota masing-masing klinik terapi yang berbeda beda. Misalnya untuk Okupasi Terapi, sehari dibatasi hanya 24 pasien saja. Jadi selama sekitar 1 jam itu, harus melayani 3 pasien.

“Itu untuk okupasi terapi, ada juga untuk hidro terapi dibatasi hanya 20 pasien, karena di sana dipisahkan antara pria dan wanita. Jadi kalau hari ini pria, besok giliran pasien wanita. Ini yang agak sulit kami mengaturnya secara online,” jelasnya.

Nah, dengan penerapan pendaftaran online Daftarinaja ini, pasien akan dimudahkan. Tidak akan ada lagi antrian panjang. Lalu berkas-berkas tidak usah repot dibawa lagi, atau difoto kopi. Sebab, lokasi foto kopi di RSMH juga sudah dihapuskan.

“Jadi ketika pasien datang ke poli semua sudah siap. Misalnya jadwal mereka dilayani pukul 10.00, pasien bisa datang 30 menit lebih awal. Dan tiba di RSMH tinggal scan dari ponselnya saja, untuk menunjukkan ke tenaga medis bahwa pasien sudah datang. Tidak usah bawa BPJS, KTP, berkas-berkas lain karena semua sudah dilakukan sebelumnya di rumah saat mendaftar online,” jelasnya.

Dan kalaupun memang tidak memiliki ponsel. Pasien tetap akan dilayani secara manual. “Kami perkirakan dengan adanya peralihan dari manual ke online, pendaftaran ini akan menemui masalah baru. Tapi itu sifatnya sementara,” tegas Dokter Martha. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *