SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG – Guna mengenalkan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) ke masyarakat, BANI Sumsel mengadakan kegiatan BANI Goes to Campus.
Perhelatan ini sebagai bagian dari kegiatan Arbitration Week yang diadakan memperingati HUT BANI ke 47.
Wakil Ketua Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) Dr Ir Ahmad Rizal SH MH FCBArb FIIArb
menjelaskan, kegiatan Arbitration Week akan berlangsung pada 29 – 30 November 2024, dan dilanjutkan 1-2 Desember 2024.
Kegiatannya antara lain, BANI Goes to Campus, seminar serta Gala Diner perayaan HUT BANI ke 47 di Arista Hotel.
Rizal mengungkapkan, yang menjadi tuan rumah Arbitration Week, setiap tahun berganti. Tahun lalu penyelenggaranya di Medan. Nah untuk tahun ini diadakan di Palembang.
“Tetapi rangkaian acaranya banyak dan digelar di berbagai kota. Seperti seminar arbitrase dikaitkan dengan AI. Lalu di Bandung ada Cyber Crime, di Pontianak juga ada acara, dll,” ujar Arbiter Senior ini.
Sementara perayaan puncak HUT BANI ke 47 berlangsung di Palembang, pada 30 November 2024.
Untuk kegiatan BANI Goes to Campus, ada 5 universitas di Palembang yang diajak kerjasama. Yakni Universitas Sriwijaya (Unsri), Universitas STIHPada, Universitas Taman Siswa, Universitas Sjakhyakirti, dan Universitas Muhammadiyah Palembang.
“Di universitas besar seperti Airlangga, Padjajaran sudah ada mata kuliah Arbitrase. Tapi di univeristas lain termasuk di Palembang, belum begitu fokus terhadap arbitrase. Kenapa tidak kita sosialisasikan,” kata Rizal menjawab tujuan diadakannya kegiatan BANI Goes To Campus.
Dan ternyata, sambung dia, kegiatan BANI itu disambut antusias oleh kelima universitas tersebut.
“Dan ternyata mereka berniat untuk membuat Prodi di bidang Arbitrase itu. Karena memang Arbitrase itu sifatnya internasional. Tiap tahun ada kongresnya,” sahut Rizal yang baru pulang dari mengikuti kongres Arbiter se Asia Pasifik mewakili Indonesia.
Saat ini jumlah Arbiter seluruh Indonesia ada 80 orang, dengan beragam bidang keahlian.
Untuk menjadi seorang Arbiter tidak sulit. Usianya minimal 35 tahun, memiliki latar belakang pengalaman bidang tertentu minimal 15 tahun. Dan memiliki keilmuan bidang Arbiter.
Terkait keilmuan Arbiter tersebut, saat ini sudah ada sekolah IArbI (Institue Arbiter Indonesia) di Jakarta.
Dan kini jumlah alumninya ada 1000 orang terdiri dari 600 Doktor (Strata 3), 300 orang lulusan S2 dan sisanya S1. “Dari 1000 alumni itu ada 70 orang profesor,” ujar Rizal bangga.
Dilanjutkannya, dengan telah mengikuti pelatihan tingkat dasar dan lanjutan, dan ujian lulus. Maka orang tersebut, bisa kita anggap mampu menjadi seorang Arbiter.
Berapa biaya sekolah Arbiter tersebut? Rizal berucap kalau di luar negeri biayanya sangat mahal. Namun di Indonesia berkisar puluhan juta per tahapan. (*)
Teks: maya