Bentuk Karakter Anak Melalui Online

SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Kompetisi Student Online Competation Jenjang SMA/SMK tingkat kota Palembang, digelar di Gedung Aula SMA Negeri Plus 17 Palembang, Selasa (12/3/2019).

Ketua Komisi V DPRD Provinsi Sumsel Fahlevi Maizano saat membuka acara tersebut menyampaikan, bahwa dirinya sangat mendukung kegiatan berbasis online seperti ini. Karena mau tidak mau ITE tidak bisa dihindari, tinggal bagaimana cara untuk menggunakan dengan cara yang bijak.

Hal ini tinggal membentuk karakter anak, apabila sudah bisa itu berarti sudah siap untuk menghadapi tantangan dunia global, “Kalau dilihat sisi negatif memang ya, tapi jika dilihat positif itu lebih banyak, tinggal bagaimana membentuk dan menggunakan teknologi lebih bijak,” ujarnya.

Menurutnya, kompetisi ini sangat mendukung, karena terus menghindari dari dunia yang semakin maju, belajarpun kerap untuk menggunakan online.

“Kalau makin banyak anak berkompetisi, semakin banyak anak yang menggunakan sistem online. Berarti lebih memacu mereka untuk berkompetisi dengan cara online. Sehingga, menutup kemungkinan tidak ada lagi terpikir untuk hal yang negatif,” bebernya

Terkait ITE, dirinya menjelaskan untuk meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana, ada dua yakni, Pertama, mendidik anak dengan karakter building atau membentuk karakter, Kedua, kapasitas guru atau building harus ditingkatkan.

“Teknologi semakin maju, kalau gurunya dapat dibekali dengan teknologi yang bisa menjadi persoalan. Karakter building untuk anak mampu untuk menyerap hal positif dan negatif karena sudah terbentuk karakter. Guru harus meningkatkan kapasitas, mereka mampu dan pintar, tetapi apabila dihadapkan dengan ITE mereka harus menghadapinya,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemprov Sumsel, Widodo, M.Pd mengatakan, bahwa kompetisi ini sebelumnya pernah saya sampaikan pada tahun 2012, yakni untuk melaksanakan ujian secara online. Diharapkan, selama proses berjalan, akhirnya dikongkritkan.

“Inikan ujian atau kompetisi yang ujung-ujungnya dimulai dari sebuah proses. Saya minta supaya dapat membenih dan menyemai bukan untuk memetik hasilnya saat seperti ini. Prosesnya harus digital yang belajar secara online, yakni latihan dan materi yang memakai sistem online perlu untuk disiapkan,” katanya.

Kemudian, gurunya pun harus disiapkan, sekarang, sudah ada praktek seperti ini namun gurunya kebanyakan belum siap atau tidak cocok. Kedepan, harus ada upaya bagikan edukasi guru agar familiar menggunakan online.

Upayanya, yakni dengan mengadakan pelatihan seperti aplikasi agar dapat digunakan. Bagaimana caranya supaya jangan membebani guru yakni dengan cara gratis, biasanya guru berhati-hati cara menggunakan uang.

“Tadi, saya meminta kepada bank Arga graha supaya yang menang dapat diberikan beasiswa. Harapan supaya anak-anak didik yang dikirim ke perguruan tinggi dunia yakni berprestasi khusus untuk kedepan. Bahwa program ini baru dilaksanakan di Palembang. Nantinya, diharapkan bisa sampai ke Sumsel,” paparnya.

Lanjutnya, kalau sudah terjadi di Sumsel seperti ini, kemungkinan anak-anak akan demam online. Karena sudah terbiasa, namun hanya belum terformalisasi sejauh ini.

Mari dukung anak-anak dengan memanfaatkan waktu yang ada, menggali hal-hal positif yang dipergunakan untuk mereka atau belajar mencari pengetahuan yang banyak,” tutupnya.

Teks : Herwanto

Editor : Sarono PS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *