- Warga Tambahasri Waspada dan Berhenti Menyadap Karet
SWARNANEWS.CO.ID, MUSI RAWAS | “Pagi ini ada lagi warga yg melihat seekor harimau di perkebunan karet milik warga desa Q1 Tambahasri. Semoga cepat diatasi, kasian warga yang akan menyadap karet,” begitu tulis Warman Tok salah seorang warga Desa Q1 Tambahasri Kecamatan Tugumulyo Musi Rawas Sumsel di media sosial facebook atas perkembangan munculnya harimau yang menghebohkan warga setempat tersebut. Menurut Warman yang melihat langsung binatang buas tersebut Tumiran dan Irul.
“Lokasinya di pinggir sungai arah marga,” ujar Warman lagi. Marga adalah sebutan lokasi yang ditanami perkebunan karet di dekat Desa Tambahasri.
Berita yang dilansir Swarnanews dengan nara sumber Mutoyo sebelumnya menyebutkan, diduga harimau loreng yang berkeliaran di kebun karet warga Desa Q1 Tambahasri Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas, membuat warga setempat dicekam ketakutan.

Berdasarkan penuturan Parlan warga desa setempat yang mengaku sebagai saksi mata mengemukakan, harimau itu bukan berwarna hitam tapi tiga warna kuning, hitam dan putih atau loreng. Tepat tanggal 17 Agustus kira’-kira pukul 15.00 Wib sore waktu dia akan mencari rumput untuk ternak sapi di kebun Sulaiman, dia melihat langsung hewan buas tersebut dari jarak lebih kurang lebih 60 sampai 70 meter dan mengikuti dari belakang.
Selanjutnya harimau tersebut melompat di sungai melewati sawah mbah Sumo Karyo atau mbah Sondong terus ke kebun karet warga lainnya.
Kemudian di tempat terpisah Wagimun mengemukakan pada malam Sabtu tanggal 14 Agustus kurang lebih pukul 19.00 WIB di kebun milik Sumartono suami mbak Astuti, dia juga melihat seekor harimau loreng ketika dia bertiga saat mencari burung puyuh di ladang sawit tersebut dengan jarak 70 sampai 80 meter sempat disorot dengan senter. Karena ketakutan akhirnya rombongan Wagimun langsung pulang ke rumah.
Menyikapi kondisi yang meresahkan warga desanya tersebut, Kades Q1 Tambahasri Aripin mengambil inisiatif untuk berkirim surat kepada Kapolsek Tugumulyo agar dapat mengambil tindakan terhadap binatang tersebut.

Merespon laporan Kades tersebut, Camat Tugumulyo Badrun turun ke lokasi di Desa Tambahasri untuk melihat jejak-jejak kaki binatang buas yang mungkin melintas di lokasi tersebut.

Sarono P Sasmito, putra Desa Tambahasri yang berada di perantauan dan juga Pemimpin Redaksi Swarnanews turut prihatin atas kejadian yang dialami para warga desanya. Dia mengharapkan agar kondisi meresahkan itu segera dapat diatasi oleh pihak berwenang secara sinergi baik Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) maupun pihak kepolisian dan lainnya dengan melakukan penangkapan terhadap satwa yang dilindungi tersebut.
Pria yang juga penasehat Ikatan Alumni SMAN Tugumulyo ini mewanti-wanti agar warga tetap waspada. Kalau terpaksa harus bepergian masuk hutan, usahakan jangan berjalan sendirian. Akan lebih aman bila ada yang mendampingi sehingga ketika terjadi sesuatu dapat saling mengamankan.
Banyak warga Desa Tambahasri yang rata-rata sebagai petani penyadap karet memilih untuk menghentikan sementara untuk menyadap karet sampai kondisi benar-benar aman. Nuridha, salah seorang pegawai TU di SMAN Tugumulyo yang memiliki kebun karet di Desa Q1 Tambahasri mengemukakan, menantunya sudah berhari-hari ini memilih tidak menyadap karet untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Beberapa warga desa setempat juga memilih mengambil sikap seperti menantu Nuridha tersebut.
Hingga berita ini diturunkan masih akan dilakukan langkah-langkah untuk mencari harimau tersebut dan mengamankannya sehingga tak membahayakan keselamatan warga.
Kontributor/Foto: Mutoyo/Warman Tok
Editor: Sarono PS
Komentar