Dokter RSMH Palembang Temukan Model AI Deteksi Dini Kelainan Jantung Bawaan Anak, Pertama di Dunia

SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG – Semua orang tua pasti menginginkan melahirkan anak dalam keadaan sehat. Namun pada kenyataannya masih banyak terdapat bayi yang dilahirkan dalam kondisi tidak normal. Misalnya menderita penyakit jantung bawaan (PJB).

Dijelaskan DR.dr. Ria Nova, SpA (K), Dokter Ahli Kesehatan Anak Konsultan Kardiologi RSMH Palembang, penyakit jantung bawaan yang paling banyak ditemukan pada anak adalah Defek Septum Jantung. Terjadi pada bayi baru lahir. Defek septum jantung ditandai dengan defek pada Septum Atrium, Septum Ventrikel atau pada kedua tempat septum tersebut.

Meskipun Defek Septum Jantung paling sering dijumpai, namun sampai saat ini masih banyak ditemukan akibat keterlambatan diagnosis.

Dokter Ria Nova telah melakukan riset dalam disertasinya, untuk membuat sebuah model AI (Artificial Intelligence) yang dapat digunakan untuk mendeteksi Defek Septum Jantung pada anak.

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu, tahap pertama membuat model AI, tahap kedua memvalidasi model ini dengan biomarker NT-proBNP, dan kondisi klinis gagal jantung, hipertensi pulmonal dan malnutrisi, serta tahap ketiga menguji model AI tersebut.

“Untuk membuat model ini saya memerlukan waktu sampai 1 tahun, mulai dari mengumpulkan data, memproses data, dan akhirnya mendapatkan model AI yang dapat mendeteksi defek septum jantung” kata dr. Ria Nova saat wawancara dengan media Senin, (24/5/2022)

“Kita tahu bahwa defek septum jantung itu adalah suatu kelainan jantung bawaan yang banyak dijumpai di masyarakat. Tetapi saya melihat bahwa sampai saat ini masih banyak keterlambatan diagnosisnya. Salah satu penyebabnya adalah bahwa tidak semua bayi baru lahir itu terdeteksi secara klinis terdapat penyakit jantung bawaan”, ungkap Ria Nova.

Untuk melakukan deteksi kita memerlukan suatu alat namanya ekokardiogram. Tapi masalahnya tidak semua tenaga kesehatan mampu melakukan pemeriksaan ekokardiogram dengan akurat. “Lalu kami harus mencari suatu cara bagaimana petugas kesehatan selain konsultan jantung, bisa melakukan pemeriksaan ekokardiogram dengan akurat, seperti konsultan jantung anak, untuk mendeteksi dini defek septum jantung tersebut,” sebut dia.

“Nah di sinilah letak penelitian saya yaitu untuk membuat sebuah model AI yang dapat mendeteksi secara otomatis dan akurat defek septum jantung pada ekokardiogram. Sehingga dapat membantu interpretasi medis yang dilakukan oleh petugas kesehatan selain konsultan jantung anak, ketika melakukan pemeriksaan ekokardiogram,” lanjutnya.

Model AI yang dihasilkan pada penelitian ini merupakan prototype (purwarupa) pertama untuk deteksi defek septum jantung pada ekokardiogram. Selanjutnya akan dikembangkan menjadi suatu perangkat lunak atau software sehingga nantinya dapat digunakan oleh semua tenaga kesehatan ketika melakukan pemeriksaan ekokardiogram.

“Dengan menggunakan software ini tentunya nanti makin banyak dan makin cepat deteksi awal defek septum jantung pada anak, yang dapat dilakukan oleh petugas Kesehatan di perifer. Kemudian selanjutnya, melakukan rujukan ke dokter konsultan jantung anak untuk tatalaksana lebih lanjut,” tambah Ria Nova.

Dia juga menyebut, kalau Model AI untuk mendeteksi defek septum jantung pada anak yang telah berhasil dibuat pada penelitian disertasinya ini, adalah yang pertama di Indonesia bahkan di dunia. “Sampai saat ini belum ada penelitian yang sama seperti yang saya lakukan ini,” lanjutnya.

Berbeda halnya dengan pemeriksaan ekokardiogram pada dewasa, yang telah banyak dilakukan penelitian tentang model AI yang diaplikasikan. Untuk mendeteksi struktur dan fungsi jantung dewasa dengan akurasi yang sangat tinggi. “Namun itu baru sebatas orang dewasa, tapi tidak demikian halnya pada penyakit jantung yang terjadi pada anak,” ungkapnya.

Direktur Sumber Daya Manusia, Pendidikan, & Penelitian RSMH Palembang, dr. Msy. Rita Dewi, M.S, Sp.A(K) MARS, menjelaskan bahwa Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, yang juga rumah sakit pendidikan, menyatakan saat ini ada empat penelitian terkait teknologi canggih yang dilakukan oleh SDM RSMH.

“Alhamdulillah dokter Ria Nova adalah yang pertama telah berhasil melakukan riset inovatif berbasis teknologi canggih terkait dengan deteksi jantung anak pada ekokardiogram,” katanya.

“Kami mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Dr.dr Ria Nova SpAK. Untuk melakukan penelitian untuk disertasinya ini, bukanlah waktu yang singkat. Neliau perlu waktu satu tahun untuk mengumpulkan data, memproses data, membuat pemodelan AI. Sampai akhirnya dihasilkan sebuah Model AI untuk deteksi Defek Septum Jantung pada anak,” tambahnya lagi

Penelitian dari DR Ria Nova ini nanti bisa dimanfaatkan dan merupakan satu inovasi tekonologi yang memang sangat dibutuhkan. Terutama di lingkungan rumah sakit di perifer oleh dokter-dokter di layanan primer atau di tempat-tempat di daerah. “Jadi ini sejalan dengan misi dari Kementerian Kesehatan dalam transformasi sistem kesehatan,” pungkasnya.

Dengan penemuan ini maka sistem rujukan akan lebih baik karena kasus-kasus defek septum jantung dapat dideteksi lebih dini. Dan rujukan juga dapat lebih awal sehingga tentu saja berdampak pada tatalaksana yang lebih baik.

“Dengan demikian tingkat morbiditas dan mortalitas defek septum jantung pada anak akibat kasus-kasus yang terlambat, tentu saja dapat diturunkan,” pungkasnya. (*)

Teks: rilis
Editor: maya