SWARNANEWS.CO.ID, PALI | Jalan ambles di Desa Air Itam Timur, Kecamatan Penukal, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) sejak beberapa bulan lalu, sampai saat ini belum ada perbaikan dari pemerintah setempat, Senin (27/6/2022).
Warga, Syaiful, menyampaikan jalan tersebut sudah lama ambles dan belum ada upaya perbaikan dari Pemkab PALI hingga kini.
“Jalan yang ambles hanya dipasang turap dengan menempel batu bujang saja, dan itu inisiatif Kades bulan lalu. Apabila hal ini tidak secepatnya diperbaiki oleh Pemkab, lambat laun dikhawatirkan akan melebar dan bisa membahayakan,” jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa rumahnya sangat dekat dengan jalan ambles tersebut, sehingga sangat berbahaya jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Rumah saya beserta keluarga berdekatan dengan jalan ambles tersebut, mungkin jika tidak ada rumah saya sebagai penyangga, jalan itu akan amblws parah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Syaiful bersama masyarakat merasa resah, karena jalan yang jaraknya 200 meter dengan jembatan tersebut miring, dan semakin lama kondisinya kian memburuk.
“Ini sudah kesekian kalinya saya dan warga mengadukan keluh kesah ke BPD, agar ditindaklanjut Pemdes Air Itam Timur dan Pemkab PALI,” ungkapnya.
Kemudian Syaiful berharap, jalan tersebut segera diperbaiki agar kuat dan kokoh. Dan jika belum ada dana, ia berharap agar Pemkab PALI menganggarkanya.
“Kepada Dinas Perhubungan agar turun ke lapangan, untuk mengecek tempat dan cari tahu penyebab jalan ini ambles, serta memberi rambu-rambu atau papan plang informasi agar mobil truk jangan melebihi kapasitas bobot jalan. Dan diusahakan mobil batu atau armada yang muatan berat jangan konvoi (beriringan),” katanya.
Saat kondisi hujan, jalan tersebut berpotensi semakin miring, jika Pemerintah membiarkan ia khawatir bakal membahayakan rumahnya.
“Dan hari ini saya kembali melapor ke BPD untuk menindaklanjuti laporan saya. Tentunya, BPD tahu armada siapa saja yang sering melintas di jalan ini, agar bila terjadi keretakan rumah saya mereka harus bertanggung jawab,” tuturnya. (*)
Teks: sangkut
Editor: maya