Swarnanews.co.id |Puncak haji berakhir. Jemaah Indonesia mulai meninggalkan Mekah menuju Tanah Air. Apa kesan mereka setelah berhaji?
Fathiyatul Assa’di Irda (19), mahasiswi Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), mengaku senang berhaji di usia muda. Dalam rombongannya, rata-rata jemaah berusia lanjut. Fathiyah menyelesaikan tahapan berhaji dengan baik.
Hal apa yang paling menarik? “Pada saat Wukuf dan di Mina,” kata perempuan asal Banjarnegara yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 02 Embarkasi Solo (SOC 02) ini di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Rabu (6/9/2017).
“Saya berharap bisa kembali lagi ke sini bareng keluarga. Semoga saya jadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya,” tambahnya.
Fathiyah menyarankan kalangan muda berhaji. Lebih baik berhaji di usia muda. “Tidak semua hal untuk dunia, akhirat juga perlu dipikirkan,” katanya.
Kardin Ahmad Hartono (81) yang satu kloter dengan Fathiyah tak kalah bersemangat. Mantan kepala sekolah SD ini mengaku senang sekali bisa berhaji. Dia yakin semua tahapan bisa dilalui.
“Ini merupakan pertolongan Allah. Saya yakin Allah akan menolong dan terbukti lancar,” kata Kardin yang berasal dari Kertayasa, Mandiraja, Banjarnegara.
“Dalam tafsir, dijelaskan Allah lebih dekat dari urat lehermu. Alhamdulillah tidak ada kesulitan. Lancar semuanya,” sambungnya.
Kardin berjalan menggunakan tongkat penyangga untuk menopang badan yang sudah mulai membungkuk. Ia mendaftar pada tahun 2011 dan berangkat haji tahun ini bersama istrinya yang berusia 70 tahun.
Fathiyah dan Kardin merupakan 2 dari 360 jemaah asal Banjarnegara yang dilepas oleh Dubes RI untuk Saudi Agus Maftuh Abegebriel di Bandara Jeddah. Rombongan dijdawalkan tiba di Solo pada Kamis (7/9) pukul 06.10 WIB.
Sumber: Detik.com