SWARNANEWS.CO.ID , KAYUAGUNG | Ribuan massa bayaran yang ikut meramaikan Deklarasi Pasangan Calon (Paslon) Azhari-Qomaruz (AQOR) mengeluh. Pasalnya, dana yang didapat oleh massa bayaran ini tidak sesuai ekspektasi.
“Kita hanya dibayar Rp30ribu dari koordinator. Makan pun belum jelas dapat apo idak,”ujar sumber yang enggan disebut namanya, Selasa (9/1/2018).
Menurutnya, mereka datang ke lokasi deklarasi yang dipusatkan di lapangan segi tiga emas Kayuagung dikoordinir oleh tim dan dijanjikan sejumlah uang. Namun tiba dilokasi sumber tersebut mengaku kecewa karena dana yang diharapkan tidak sesuai.
“Ai dak sesuai cuman dapat duit Rp30ribu katonyo calon paleng beduit mentau dak usahla nak datang,”ungkap sumber tersebut.
Sementara itu, Yulion Zalpa MA, pengamat politik dari lembaga survei Mahija Institute Research and Consulting (MIRC) mengatakan, fenomena massa bayaran dalam setiap kegiatan politik (deklarasi) dan kampanye merupakan sebuah contoh negatif dalam ber demokrasi.
“Ini bukti kurangnya pendidikan politik di masyarakat kita. selain itu, fenomena ini membuktikan bagaimana pelembagaan parpol di daerah sangat lemah, karena ketika pelembagaan partai politik berjalan maka tidak akan sulit mengumpulkan massa untuk kegiatan kampanye dan deklarasi tanpa ada iming-iming uang,”kata dosen politik UIN Raden Fatah Palembang.
Menurutnya, fenomena ini (massa bayaran) bukan tidak mugkin akan berlanjut kepada praktek money politik, karena masyarakat pandangannya dibentuk bahwa pilkada merupakan lahan rezeki, maka setiap kegiatan harus dibayar termasuk mencoblos calon tertentu.
“Ini sangat jauh dari fungsi pemilu yang ideal dan ancaman serius bagi proses demokrasi,”jelasnya.
Editor: Sarono PS
Sumber: Beritamusi