SWARNANEWS.CO.ID, LUBUKLINGGAU | Senin, 23/1/2023, Drs. H. Thamrin Hasan, MM, akrab disapa Om Thamrin sosok entrepreneur atau pengusaha lokal Sumatera Selatan utamanya di Lubuklinggau dan Musi Rawas yang tidak diragukan kiprahnya.
Berani mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil (red:saat ini ASN) di Depkeu tepatnya di Kantor Pajak sebuah institusi yang banyak digemari pencari kerja lantaran bergaji cukup besar dan prestisius.
Dituturkan Om Thamrin kepada awak media Swarnanews.co.id, dirinya memutuskan mundur dari ASN di Depkeu ketika usianya 47 tahun dengan gaji saat itu Rp14 juta per bulan.
Tentu saja mengejutkan bagi keluarga dan sahabatnya kala itu, ketika Thamrin Hasan memilih mundur dan berhenti dengan hormat atas permintaan sendiri tanpa meminta hak pensiun.
Tetapi jiwa entrepreneurship yang merasuki dan melekat pada sosok Thamrin Hasan sudah tak terbendung oleh siapapun. Dengan keyakinan penuh dan sadar Ia pilih mundur dari PNS. Saat memutuskan mundur itu sudah memulai usaha properti selama 5 tahun.
“Karena ingin lebih fokus bangun usaha saya pilih mundur dari PNS Depkeu”, kata om Thamrin.
Saat menjadi ASN Depkeu, Thamrin Hasan pernah bertugas di Jakarta, Lampung, Palembang, dan terakhir tugas di Bengkulu.
Mengawali bisnis properti bisa dikatakan cukup sukses dan Thamrin merasa tidak sia-sia meninggalkakan status pegawai negeri dengan gaji dan peluang karir masih menjanjikan.
Kini bisnis propertinya pasca covid-19 tetap berjalan meskipun melandai, bahkan Thamrin Hasan mendiversifikasi bisnisnya ke ternak ayam petelur, usaha pangkas rambut, dan kolam ikan. Bidang usaha ini tersebar di Palembang, Lubuklinggau dan beberapa kota dan kabupaten di Sumatera Selatan.
Guna mengetahui seberapa besar peluang bisnis ternak ayamnya. Saat ini ayam di kandangnya ada 5000 ekor, jika saja 90 persen bertelur maka ada 4500 butir telur setara dengan 150 karpet
Dengan harga grosir 50 ribu rupiah perkarpet telur maka pada pagi hari sudah mendapatkan 7,5 juta rupiah dari bidang usaha ayam petelur.
“Masih ada bidang usaha lainnya, jual beli properti, jasa hotel, pangkas rambut, sewa ruko, kolam ikan dan sebagainya. Maaf bukan bermaksud sombong tetapi untuk berbagi kisah jika dapat diambil hal positifnya”, tutur Thamrin Hasan.
Untuk kolam ikan air derasnya ada 20 petak, asumsi perkotak produksi 10 ton dalam waktu 3 bulan akan menghasilkan 200 ton. Sebut saja ikan dengan harga 21 ribu rupiah perkilo maka omzet kotor dari ikan nila Rp4,2 miliar.
Di kolam air deras milik Thamrin Hasan yang berlokasi di Kelurahan Kayu Ara Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau terdapat jenis ikan nila, ikan mas dan ikan patin.
Kolam ikan yang dinamakan Kolam Ikan Silampari itu berada di atas lahan seluas 14 hektare. Selain menghasilkan ikan dikombinasikan pula dengan ternak ayam petelur, dan tanaman buah seperti durian khas Linggau, Nangka, kelapa dan ada pula kopi. Juga dapat dijadikan untuk objek wisata keluarga. Karena suasananya sangat sejuk dan alami berada di tepian Sungai Kelingi dan di kaki Bukit Sulap yang eksotis.
“Ini memanfaatkan lahan yang semula tidak produktif menjadi menghasilkan. Selain menyikapi kondisi saat bencana covid-19 melanda kita”, tutupnya.
Teks : Rehan Akil
Editor : Sarono PS