Miris, Hanya 1 Per 1.000 Anak Indonesia yang Gemar Membaca

  • Perlu Sinergi Semua Pihak Untuk Gencarkan Gerakan Literasi

SWARNANEWS.CO.ID, MUARAENIM Menyikapi lemahnya kemampuan literasi anak-anak pada berbagai strata pendidikan di  Indonesia,  Dinas Perpustakaan Daerah Kabupaten Muara Enim mengadakan kegiatan di gedung Bappedda Muaraenim, Jumat (19/3/2021).

Eka Fitriani SPd sebagai salah seorang peserta kegiatan tersebut mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan pihak sekolah yang sudah mengusulkan dirinya   sebagai penggerak literasi di sekolah tempat dia  mengajar di SMPN 5 Muaraenim.

Menurut dia kegiatan itu bermula  dari banyaknya guru-guru penulis yang menghasilkan karya di sekolah. Ada sebelas orang guru dengan dua belas buah buku hasil karya mereka.

Lalu, apakah literasi itu baca-tulis saja?

Tentu tidak. Ada enam literasi dasar yang harus dikuasai. Namun literasi baca-tulis adalah pondasi dari kemampuan literasi lainnya.

Di sisi lain kita melihat kemampuan membaca anak-anak Indonesia memprihatinkan. UNESCO pun menyebutkan bahwa 0,001 % anak-anak yang gemar membaca atau hanya 1 dari 1.000 orang di Indonesia. Belum lagi hasil PISA dan PIRLS, hasilnya tak pula jauh berbeda. Itu sebabnya, Gerakan Literasi Nasional terus dicanangkan bahkan kembali diboomingkan.

Kemudian mengapa guru perlu juga gemar membaca?

Karena minat baca tidak hanya berdampak pada karakter seorang anak namun pula profesinya di masa depan. Itu sebabnya, dalam hal ini guru memiliki peran penting hal itu sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rachman Ridatullah.

Tahun 2019 lalu sebelum covid datang, ada even penghargaan bagi guru-guru yang berkarya lewat buku hasil dari kegiatan Gerakan Literasi Sekolah atau yang disingkat dengan GELIS, Program Satu Guru Satu Buku (Sagusaku) Ikatan Guru Indonesia (IGI) pada saat peringatan Hari Pendidikan Nasional. Saya bersama tim Sagusaku daerah bergerak dari sekolah ke sekolah, mengajak para siswa dan teman-teman guru untuk berkarya lewat tulisan dengan durasi hanya enam puluh menit. Alhasil, sebanyak lebih kurang 54 buah buku karya guru-guru dari tingkat SD, SMP, SMA dan SMK kami hadirkan. Hal ini yang pada akhirnya membuat Kabupaten Muara Enim dikenal akan literasinya.

Dalam kesempatan menghadiri kegiatan kunjungan kerja dalam rangka urusan perpustakaan dari Dinas Perpustakaan Provinsi, semua pihak terkait, seperti PMD, Bappeda, Dinas Pendidikan, Komunitas Literasi dan lain-lain diberikan kesempatan untuk sharing, berpendapat dan bersilaturahmi.

Saat saya diminta berbicara, alhamdulillahi rrabbil alamin semua pihak tersebut mengapresiasi kegiatan literasi yang sudah dilakukan pula diikuti. Mereka pun menyatakan kesediaannya untuk bersinergi demi memajukan dunia literasi di kabupaten Muara Enim. Termasuk Ibu Fitriana selaku Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi dan Pak Amir Santono selaku Kepala Bidang Pembinaan Gemar Membaca Dinas Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan. Mereka sangat mengapresiasi produksi guru-guru berupa karya dalam bentuk buku dari kabupaten Muara Enim.

Tak hanya itu. Sebagai tindak lanjut dari ini, pihak Dinas Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan bersama Dinas Perpustakaan Daerah Kabupaten Muara Enim melakukan kunjungan ke sekolah saya. Mereka ingin menyaksikan sendiri perpustakaan termasuk semua karya guru-guru di dalamnya yang telah saya ceritakan tadi. Sungguh, ini menjadi momen berharga dan motivasi buat diri sendiri bahwa ketika berkarya, Tuhan akan mentakdirkan sesuatu yang baik buat kita di kemudian hari. Tak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain.

Teks: Eka Fitriani S.Pd

Editor: Sarono PS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *