Pelindo Operatori Pelabuhan Tanjung Carat

SWARNANEWS.CO.ID Palembang – Rencana pembangunan pelabuhan laut dalam (deepsseaport) Tanjung Carat oleh PT SMS (Sriwijaya Sriwijaya Mandiri Sumsel) direspon PT Pelindo II. Agus Hendrianto, GM PT Pelindo II (Persero) Cabang Palembang mengaku mereka berminat untuk menjadi operator pelabuhan internasional tersebut.
“Saat ini masih proses kajian oleh konsultan. Tapi kami pastikan, jadi atau tidak jadi operator pelabuhan Tanjung Carat itu awal tahun 2018 setelah hasil studi keluar,” ujar Agus usai acara Forum Bisnis Melihat Potensi KEK TAA di Hotel Aryaduta, Kamis (30/11).
Diakuinya, Pelindo berminat karena Pelabuhan Boom Baru saat ini tidak efisien lagi. Apalagi jika nanti pembangunan Jembatan Musi III dan VII itu terlaksana. Itu akan menutup jalan kapal-kapal besar untuk melintas masuk ke Pelabuhan Boom Baru. “Kapal-kapal kargo itu tinggi, jadi susah melintas di bawah jembatan,” ujarnya.
Selain itu, terjadi pendangkalan Sungai Musi. Untuk pengerukan biayanya mahal. Selain itu posisinya juga di tengah kota. Sementara, Provinsi Sumsel ini terus bertumbuh, kapasitas Boom Baru makin tidak memadai, saat ini sekitar 7 juta ton. “Karena itulah kami memikirkan alternatif seperti Pelabuhan Tanjung Carat. Kalau memang jadi, Boom Baru bisa saja dipindahkan,” ujarnya.
Sebab Tanjung Carat itu memiliki kapasitas jauh lebih besar lebih dari 10 juta ton dan kapal-kapal besar 200 ribu DWT pun bisa masuk. Di sana juga lebih modern, fasilitas lengkap, dan pelabuhan internasional. “Kita berharap bisa jadi operator. Ini bagian dari komitmen kami untuk ikut membangun KEK TAA dan Pelabuhan Tanjung Carat,” bebernya.
Bagaimana dengan pelabuhan kargo TAA, kata Agus, itu hanya untuk kargo barang saja, tidak cocok untuk peti kemas karena draft sungainya dangkal. Ditarget, setelah mendapat persetujuan, pembangunan pelabuhan Tanjung Carat selesai 3 tahun, seperti target PT SMS dan PT STC.
Chairman PT Sriwijaya Tanjung Carat (STC), ETS Putera menerangkan prinsipnya pihaknya mendukung keinginan Pelindo. “Kita dan semua pelaku usaha pun berharap Pelindo nanti yang menjadi operatornya. Diproyeksi investasinya sekitar US$ 2,5 miliar,” ujar Putera.
Tapi pihaknya juga butuh kepastian, paling tidak awal tahun 2018. “Kita tunggu Pelindo dulu, karena secara prinsip perusahaan ini sudah berminat,” katanya. Sebab selain Pelindo ini, ada operator pelabuhan besar dari Australia dan Tiongkok yang juga berminat dan saat ini sedang proses pembelian proyek.
“Kita pun berharap pelabuhan Tanjung Carat ini cepat ditetapkan Presiden RI, karena untuk kebutuhan rakyat Sumsel,” bebernya. Pihaknya pun meminta pembangunan Tol Palembang-TAA tak hanya sampai KEK TAA tapi juga ke Tanjung Carat.
“Jika semua sudah pasti, kami akan memulai reklamasi KEK TAA maupun Tanjung Carat. Reklamasi dikerjakan Boskalis Internasional bersama puluhan kontraktor swasta dan BUMN,” sebutnya. Setelah pelabuhan ini jadi, dia yakin Sumsel akan menjadi provinsi yang besar. Sebab lalu lintas ekspor impor akan lewat pelabuhan ini. “Paling tidak Sumbagsel menjadi pasar utama, untuk pengiriman barang ke kancah internasional,” tandasnya. .id

Sumber : sumeks.co.id

Editor : Reni