SWARNANEWS.CO.ID, BANYUASIN | Hujan deras turun dengan intensitas tinggi di Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan pada Senin malam lalu hingga pagi, mengakibatkan debit airnya tidak tertampung pada aliran anak Sungai Gasing. Akibatnya air menggenangi ruas jalan negara dan kawasan permukiman padat penduduk dengan tinggi air mencapai lutut orang dewasa. Hal ini membuat jebolnya lokasi penangkaran buaya di wilayah tersebut.
Informasi yang dihimpun, genangan air yang terparah ada di Kelurahan Tanah Mas, Sukomoro dan Desa Talang Buluh Kecamatan Talang Kelapa, hingga Kamis (14/4/2022) ini airnya belum surut.
Penyebab genangan air sampai merendam kawasan tersebut, dampak debit air hujan yang meluap. Hujan lebat ditambah saat sekarang air laut sedang pasang, sehingga air menjadi lambat surut.
Terparah, kawasan tersebut menjadi rawan banjir. Akibat lokasi yang selama ini menjadi kantong penampung air ditimbun, dijadikan tempat permukiman warga. Dan parahnya di kawasan itu ada Proyek Sutet yang menutup aliran sungai dan airnya dipindahkan ke tempat lain.
“Namun galiannya sempit tidak sesuai dengan aliran sungai yang ada, maka saat datang hujan, saluran buatan Sutet tidak mampu menampung debit air hujan itu,” ujar Mitro warga setempat saat berbincang dengan awak media beberapa saat yang lalu.
Lanjut Mitro, akibat kemarin itu hujanya cukup deras, selain menggenangi jalan negara Jalintimsum Palembang-Jambi, permukiman warga juga menjebol tanggul kandang penangkaran tempat budidaya buaya yang ada di Desa Talang Buluh. Sehingga ada sekitar 70 ekor jenis binatang melata itu lepas mengikuti arus air mengalir. Bahkan warga ada yang melihat buaya dalam ukuran besar ada di genangan air permukiman padat penduduk.
Masih kata Mitro, sudah dua hari ini genangan air yang masih terlihat tinggi terdapat di Desa Talang Buluh, kawasan Perumahan Tanjung Sari Kelurahan Sukomoro. Dan sebagian ada di kawasan Kelurahan Tanah Mas. Tapi air yang menggenangi ruas jalan sudah dapat dilalui, sementara kawanan buaya masih sering timbul di kawasan permukiman warga.
“Selain itu, ada dua unit motor warga Desa Talang Buluh yang ikut hanyut hingga kini masih belum ada yang mengambilnya karena takut ada buaya disekitarnya,” ungkap Mitro.
Diharapkan warga yang berdomisili di kawasan yang saat ini masih tinggi genangan air harus ekstra berhati-hati. Terutama mengawasi putra-putrinya. Sebab buaya yang terlepas dari kandang itu masih sering muncul. “Kepada Pemerintah Kabupaten Banyuasin supaya bergerak cepat menyikapinya sebelum ada korban jiwa,” tutup Mitro.
Via WhatsApp Kadis PUPR Banyuasin, H Ardi Arpani, membenarkan kalau di wilayah Talang Kelapa sampai saat ini masih ada kawasanya yang digenangi air. Dan Bupati Banyuasin H Askolani SH MH sudah meninjau langsung ke lokasi.
Ardi menambahkan, penyebab genangan air di kawasan itu lambat surut, akibat ada proyek Sutet yang menutup aliran sungai. “Walaupun sudah dibuatkan saluran baru, tetapi tidak mampu menampung debit air hujan dan ini akibatnya kawasan disini menjadi banjir,” jelas Ardi. (*)
Teks : Nasir
Editor : Maya