1.300 Guru Sekolah Berkebutuhan Khusus Minus
SWARNANEWS.CO.ID-Diskusi publik mengupas tema “Arah Baru Pendidikan Era Digital Society di Sumatera Selatan : Respon Terhadap Arah Kebijakan Mas Menteri Nadiem Anwar Makarim” Di Aula Handayani Diknas Sumsel (24/12) mendapat sambutan luar biasa dari Gubernur Sumsel diwakili langsung Kepala Dinas Pendidikan Sumsel. Melalui ajang ini Sumsel berharap ada era babak baru perubahan gerak lebih baik untuk 2020.
Dalam paparanya Keynote Speaker Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru, SH, MH diwakili langsung Plt. Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Riza Pahlevi membawakan tema “Membangun SDM Unggul Untuk Sumsel Maju”, mengungkapkan betapa SDM butuh perhatian serius, sehingga sektor pendidikan tidak bisa diremehkan.
Hal senda diungkapkan dari para pemateri lain, kebijakan Strategis Pendidikan Sumsel di Era Digital Society Menuju Sumsel Maju dibawakan Dr. Kencana Sari, M.Pd (Bagian Kurikulum Dinas Pendidikan Sumsel). Tantangan Globalisasi dan Dinamika Kebijakan Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 dibawakan Dr. Syaiful Annur, M.Pd (Dosen UIN Raden Fatah Palembang).
Materi tentang Membaca Kebijakan Pendidikan di Sumsel: Konsep dan Strategi Dr. Afriantoni (Direktur Pusat Kajian Strategis Kebijakan Pendidikan Sumatera Selatan), dilanjutkan materi soal Pendidikan Islam di Sumsel Menyongsong SDM Unggul di Era Revolusi Industri 4.0, Ahsan Solehan Ketua FECC UIN Raden Fatah.
Merespon isu-isu publik dan rencana kebijakan-kebijakan pendidikan nasional secara fundamental dan cepat bukanlah hal yang gampang. Dalam gelar diskusi dimotori Pusat Kajian Strategis Kebijakan Pendidikan (Puskais-Bijak) Sumatera Selatan, FITK Education Care Center (FECC) UIN Raden Fatah, dan Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam (MPI) UIN Raden Fatah Palembang berharap bisa memberikan gebrakan baru di Sumsel untuk mengkaji sebuah kebijakan pendiidikan agar dapat keselarasan baru dalam bidang pendidikan dengan kebijakan pendidikan nasional.
Diskusi yang dihadiri para tenaga pendidik, tamu dari berbagai unsur para narasumbe,mahasiswa, dan praktisi dalam bidang pendidikan, tak kurang dari perserta 200 perserta ini, bisa memberikan sumbangsih bagi Sumsel bisa maju dari berbagai bidang khususnya pendidikan yang unggul untuk Sumber Daya Manusia yang Maju.
Riza dalam paparanya juga menjelaskan pentingnya literasi dalam bidang pendidikan yang merupakan langkah awal kebijakan untuk pendidikan yang maju dengan penanaman sikap Care, Love and Share.
Dengan sikap peduli terhadap pendidikan akan mengubah pola pikir kita tentang paradigma yang ada di masyarakat. Dan dengan Love kita mencintai pendidikan akan merubah pendidikan untuk lebih baik lagi.
Langkah terakhir dari bentuk literasi ini adalah Share, yaitu menyebarkan kebaikan dan pembelajaran yang inovatif serta kreatif di Era Digital Economy 4.0.
Tindak nyata yang sesuai dan disepakati bersama sesuai wacana kebijakan pendidikan adalah ekonomi. Dimana ekonomi atau jiwa entrepreneur perlu di tanamkan pada setiap pelajar dan siswa pada masa kini.
Sumber Daya Manusia yang berperan dalam kemajuan pendidkan diharapkan memiliki kemampuan cerdas ( cermat, edukasi, real, dedikasi, amanah, sains & silaturahmi). Rensponship ini akan terus digiring sesuai dengan pemikiran yang terbaru bersama Puskais Bijak dan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan.
Pemerintah Sumsel sudah berfokus 4 kebijakan baru Mas Menteri; UN/ USBN, RPP, dan PPDB.
Secara umum dapat digambarkan UN dikembalikan ke sekolah dengan melakukan evaluasi, jika guru tidak menguasai belajar maka perlu ditingkatkan.
Bahkan dalam diskusi ini juga terungkap, sistem zonasi bertentangan dengan otonomi daerah, maka Sumsel sudah harus menyiapkan kebijakan.
Kedepan guru tidak lagi disibukan dengan administrasi, namun dengan program tes kemampuan penguasan materi, sehingga masa depan guru lebih cerah.
Terakhir, perlunya dibuat program digital satu aplikasi dalam desain yang terintegrasi aplikasi dan terskturtur.
Berbagai materi yang diusung untuk dibicarakan meliputi berbagai fenomena untuk merespon terhadap berbagai wacana tersebut.
Sementara, pembicara lain Dr Kencana Sari M.Pd sebagai Pelaksanaan Analisis Kurikulum SMA Dinas Pendidikan Sumsel dengan judul Kebijakan Strategis Pendidikan Sumsel di Era Digital Society Menuju Sumsel Maju” menyampaikan pentingnya empat kebijakan Merdeka belajar, yakni UN, USBN, RPP,dan PPDB. Pemeirntah provinsi Sumsel telah berinisiatif untuk menangkap semua kebijakan baru ini sebagai bagian dari kebijakan strategis pemerintah daerah.
Kedepan UN tidak difokuskan pada menghapal tetapi pada asesmen kompetensi minimum yang mengutamakan aspek kognitif agar siswa menggunakan penalaran dan pemahaman untuk menyerap pengetahuan.
UN format baru dengan cara guru dapat menginterpretasikan kebijakan merdeka belajar. USBN dapat digunakan oleh sekolah dalam melakukan penilaian di level sekolah yakni dengan essay, protofolio, prestasi, dan kompetensi lainnya. RPP yang satu ini juga akan segera dilakukan sosialisasi agar selaras dengan kebijakan pemerintah pusat.
Terakhir, terkait PPDB tetap beroreintasi pada pemerataan sehingga perubahan dalam PPDB jalur zonasi minimal 50 persen, jalur afirmasi minimal prestasi 70, jalur perpindahan orang tua/wali maksimal 5 persen,dan jika masih ada kuota jalur prestasi dapat dibuka maksimal 30 persen.
Selanjutnya, Dr. Saipul Annur, M.Pd sebagai Dosen UIN Raden Fatah mengkritisi yang menjadi masalah saat ini, sarana dan prasarana pendidikan yang masih belum baik terutama sekolah swasta.
Kekurangan guru data tahun 2018 mencapai 1.300, Kualitas guru seperti guru PAI untuk anak berkebutuhan khusus belum terpenuhi, Akses masuk ke sekolah tidak berkualitas, Anggaran pendidikan yang orientasi pengembangan SDM juga minim.
Untuk itu solusi yang ditawarkan Koordinasi, Pemerataan guru, Standarisasi pengelolaan sarana sekolah berkelanjutan, Karakteristik sekolah berbasis sosial budaya, pembinaan sekolah swasta, kepemimpinan dan interaksi sekolah baik intern maupun ekstern.
Sedangkan, Dr. Afriantoni sebagai Direktur Pusat Kajian Strategis Kebijakan Pendidikan Sumatera Selatan Memberikan konsepsi dalam 3 kompnen penting sebagai dasar filsafat membentuk kebijakan yakni historis, yuridis, dan sosiologis .
Ketiga komponen ini sebagai dasar untuk merumuskan kebijakan baru karena Sumsel merupakan daerah otonom yang dalam meletakkan dasar-dasar sebagai “fondasi” kebijakan lokal.
Konsepsi besarnya mewujudkan pendidikan digital yang berorientasi kebijakan nasional. Untuk itu ada 7 komponen pokok yang dapat dilakukan sesuai dengan kerangka kebijakan yakni formulasi, sosialisasi, filterisasi, prioritas program, implementasi kebijakan, evaluasi, dan reaktualisasi.
Ketujuh kompenen ini dapat dijadikan sebagai strategi untuk pencapaian visi pemerintah daerah dan juga mewujudkan singkronisasi dengan kebijakan nasional.
Kini waktunya bagaimana mewujudkan Sumsel di era 2050 multimedia dan kompleks, dimana proses perkembangan pendidikan yang canggih dan proses dehumanisasi yang mengiringinya.
Aspek-aspek ini perlu percepatan bagi Sumsel antara lain: sekolah berbasis budaya sekolah, kesejahteraan guru, infrastuktur pendidikan, pola koordinasi, akselerasi 4 kebijakan baru (RPP, USBN, UN,dan PPDB), dan peningkatan mutu guru.
Terakhir, Ahsan Solehan sebagai Ketua FECC UIN Raden Fatah Pendidikan mengungkapkan perlunya pembelajaran berbasis digital memahami karakteristik siswa, memahami teori-teori pembelajaran, memahami prinsip-prinsip pembelajaran, Mengintegrasikan aneka sumber belajar berbasis digital, mengintegrasikan pembelajaran dengan teknologi, memilih strategi pembelajaran yang sesuia dengan karakteristik siswa, termasuk metode yang berpusat pada siswa.(*)
Teks/Editor : Asih