Oleh: Lestari Agung, S.E.I
Mompreneur dan Aktivis Dakwah
SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG –
Sejatinya, masa sekolah itu menjadi masa yang paling menyenangkan dalam hidup seseorang. Terutama masa sekolah jenjang pertama yaitu Sekolah Dasar (SD).
Ini merupakan masa keemasan bagi anak dalam membekali diri untuk masa depan yang lebih baik.
Namun, semua itu bisa menjadi penghambat semangat belajar anak-anak jika fasilitas, sarana, dan prasarana sekolah tidak mereka dapatkan. Salah satunya yaitu, fasilitas gedung sekolah.
Inilah yang terjadi pada sejumlah SD di Kota Prabumulih saat ini.
Kondisinya sungguh sangat memprihatinkan, karena berada dalam satu komplek dan hanya memiliki satu gedung. Bahkan ada satu bangunan gedung yang ditempati lima sekolah.
Akibat menempati satu gedung yang sama, maka siswa di sekolah tersebut harus bergantian berbagi jam belajar.
Hasil pendataan, ternyata ada 36 SD yang saling menumpang di gedung yang sama.
Pihak sekolah beragumen bahwa untuk membangun gedung baru atau sekolah baru, mereka terkendala oleh lahan yang tidak ada dan terkendala oleh dana yang tidak sesuai dengan NJOP Prabumulih. (Sumsel.tribunnews.com, 23/10/2023).
Sungguh amat miris kondisi negeri ini. Harusnya semua ini menjadi tanggung jawab negara. Negara harus turut andil menyelesaikan masalah, karena sejatinya ada investasi yang sangat berharga yang harus diselamatkan, yaitu investasi sumber daya manusia melalui pendidikan.
Kemajuan suatu bangsa ditandai dengan majunya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang luas dan berkualitas bagi masyarakatnya.
Pendidikan yang berkualitas harusnya bisa dinikmati secara luas oleh setiap anggota masyarakat bangsa ini termasuk anak usia dini. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia, maka semakin meningkat pula efisiensi dan produktivitas suatu negara.
Tapi mengapa realita pendidikan saat ini justru tidak berpihak ke rakyat? Dimana peran negara? Harusnya, pemerintah mengedepankan fasilitas sarana dan prasarana dibidang pendidikan agar nantinya negara bisa melahirkan benih-benih Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Karena sumber daya manusia yang berkualitas merupakan penyokong terbesar untuk kemajuan suatu negara.
Dalam kasus ini, negara telah gagal mewujudkan kemajuan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Jika negara serius, maka seharusnya ada perancangan untuk memenuhi fasilitas pendidikan rakyat. Kenapa kemudian negara tidak melakukan itu? Jawabannya, tentu adalah negara juga telah gagal dari segi ekonomi.
Dengan alasan tidak cukupnya dana untuk memenuhi pendidikan rakyat, ditambah lagi dengan argumen bahwa APBN yang minim atau sedikit karena hanya mengandalkan pajak dan hutang.
Apalagi untuk membangun SDM yang berkualitas haruslah ditopang oleh ekonomi yang kuat, tergantung dari sumber pemasukan negara.
Sedangkan dalam sistem ini, Sumber Daya Alam (SDA) selalu diserahkan ke pihak asing. Negara hanya memungut dari sumber yang receh, sedangkan rakyat diperas melalui pajak dan retribusi. Dan terakhir, pemerintah juga telah gagal dalam melihat bonus demografi untuk menjadi negara maju.
Islam Menjamin Pendidikan Bermutu
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat. Pemenuhan kebutuhan dasar adalah tanggung jawab negara.
Islam pun sangat memuliakan para penuntut ilmu, bahkan banyak dalil yang menyinggung tentang pendidikan. Sehingga, peradaban Islam pun dikenal sebagai peradaban keilmuan.
Sebagaimana ilmu kedokteran hari ini berutang budi kepada Ibnu Sina, ilmu tentang pesawat terbang berutang budi kepada Ibnu Firnas, dan keilmuan lainnya meliputi optik, astronomi, sastra, dan masih banyak lainnya.
Pun, bangunan-bangunan gedung pendidikan yang sangat banyak di negeri-negeri muslim yang dulunya dipimpin oleh Peradaban Islam (Khilafah). Salah satunya, Universitas Al Qarawiyyin, yang merupakan universitas pertama di dunia yang dibangun oleh Fatima Al Fihri pada 859M.
Bahkan, Rasulullah saw. mengambil peran dalam keberlangsungan pendidikan. Mulai dari menjadikan masjid-masjid sebagai tempat untuk aktivitas menuntut ilmu, kemudian menjamin perempuan juga turut mempelajari berbagai ilmu, terbukti Aisyah ra. tidak hanya ahli dalam ilmu hadist namun juga ahli dalam masalah pengobatan dan ilmu keperawatan.
Dalam pandangan Islam, peserta didik seharusnya tidak perlu mengeluarkan biaya sebagai proses belajarnya, akan tetapi negaralah yang harus menjamin keberlangsungan proses belajar mengajar pada semua lembaga pendidikan, melalui sebuah lembaga yang dinamakan “Baitul Mal”.
Baitul Mall itu sendiri telah dibentuk pada masa Khalifah Umar Bin Khattab, dengan dasar bahwa sebuah negara harus memberikan tiga hal pokok pada masyarakat yaitu pendidikan, kesehatan dan keamanan.
Selain itu, pembiayaan seluruh pendidikan dan sarana prasarana merupakan tanggung jawab pemerintah.
Sampai di sini, harusnya kita sebagai umat muslim bisa lebih paham dan peka akan pentingnya menuntut ilmu agar kita semua bisa bangkit dari segi pemikiran dan pemahaman.
Adapun kesadaran harus terus ditingkatkan terkait sistem Islam yang bisa menghadirkan keadilan, kesejahteraan, dan jaminan mutu fasilitas pendidikan bagi seluruh elemen masyarakat. Wallahu’alam bishowwab. (*)
Komentar