Psikolog Dampingi Siswa dan Orangtua Musibah Susur Sungai SMP 1 Turi

SWARNANEWS.CO.ID | Setelah kejadian laka air susur sungai di SMP 1 Turi, Jumat 21 Februari 2020, para Psikolog bergerak cepat membantu orang tua dan siswa serta keluarga untuk memberikan dukungan penguatan menghadapi berbagai info yang bisa datang sewaktu-waktu tanpa diduga yang mungkin bisa saja membuat kaget/shock.

1×24 jam bergantian para psikolog yang terbagi menjadi 3 shift, datang untuk membantu berjaga di 2 pos; yaitu pos SMP 1 Turi dan pos Puskesmas Turi. Kegiatan pendampingan psikologi dilakukan setiap hari hingga Sabtu 29 Februari 2020 nanti. Puncak kegiatan untuk siswa adalah hari Senin, 24 Februari 2020.

Selain itu untuk Guru sebagai orang terdekat siswa di sekolah perlu diberi ketrampilan dasar untuk pendampingan psikologis pada siswa dalam mendukung kelancaran KBM, termasuk sistem rujukan. Kalo untuk siswa, psikolog dadakan bisa memberi motivasi dan membantu mengembalikan fokus/konsentrasi siswa, terutama yang mau UN.

Direncanakanlah kegiatan pendampingan khusus guru akan diberikan dengan Psikoedukasi dan Pendampingan Psikologis untuk Guru akan diselenggarakan : Jum’at jam 13.00 di kls 8 C.

Untuk orang tua, sebagai garda pertama kekuatan dan motivasi anak di rumah, direncanakan akan diberi kegiatan berupa Psikoedukasi dan Pendampingan Psikologis untuk Orang tua akan diselenggarakan : Rabu jam 7.30 – 9.30 untuk kelas 7 dan Rabu jam 10.00-12.00 untuk kelas 8 yang akan dipandu oleh 10 psikolog.

Kemarin Senin 24 Pebruari 2020 berlangsung pendampingan psikologis kepada siswa dan guru. Pendampingan juga dilakkukan bagi siswa yang tidak masuk sekolah dengan melakukan home visit. Kegiatan dimulai dengan briefing petugas pendampingan psikologi pada pukul 06.30 kemudian disusul dengan sholat ghoib serta doa bersama di masjid SMP. Bagi yang beragama lain, difasilitasi dengan doa untuk siswa Kristiani. Ada 12 siswa Kristiani, 1 tidak masuk karena masih sakit.

Total yang ikut 11 siswa (10 Katolik, 1 Kristen), 3 guru dan 1 dari Kemenag. Kegiatan doa berjalan lancar dan dalam kondisi yang terkontrol, setelah doa selesai seluruh siswa kembali ke kelas masing-masing, kecuali kelas 8 yang difokuskan kegiatannya di Masjid SMP.

Sekitar pukul 08.00 WIB, setelah sholat Ghaib, dilakukan pendampingan psikologis untuk siswa kelas 7 dan 8. Sedangkan kelas 9 sedang CBT, latihan soal ujian. Untuk siswa kelas 7 diminta untuk masuk kelas masing-masing, sedangkan untuk kelas 8 dikumpulkan di masjid SMP (untuk diberikan pendampingn psikologis). Pendampingan psikologis yang dilakukan antara laian adalah ice breaking, asesmen awal berupa screening, ventilasi dan stabilisasi emosi, dan art therapy dan relaksasi. Pendampingan psikologis dilakukan secara klasikal.

Jumlah siswa dalam satu kelas berjumlah sekitar 30 siswa dengan didampingi oleh 2 psikolog dan 10 pendamping (1 kelas dijadikan 5 kelompok). Sedangkan kelas 8 diberikan pendampingan dengan mengeplot 1 kelompok dengan sekitar (4 kelas), 120 orang siswa, dimana masing2 kelas didampingi 2 psikolog dan 10 pendamping.

Berdasarkan hasil asesmen, ditemukan beberapa siswa dengan kategori dari ringan sedang, hingga berat. Hasil asesmen dalam golongan berat perlu mendapatkan pendampingan secara konsisten dan sudah di fasilitasi oleh Psikolog untuk diberikan pendampingan berlanjut. Ditemukan beberapa siswa dengan gejala emosi, kecemasan dan depresi.

Rilis : Ratna Yunita
Editor : Sarono PS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *