Oleh:
dr. Listinawati, Sp.PA, Spesialis Patologi Patologi Anatomi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Prov Sumsel
SWARNANWS.CO.ID, PALEMBANG – Patologi anatomi adalah ilmu yang mempelajari kelainan sel dan jaringan pada suatu penyakit. Sel, yang umumnya melibatkan pemeriksaan visual kasar dan mikroskopik pada jaringan, dengan pengecatan khusus.
Pemeriksaan patologi anatomi di laboratorium PA meliputi pemeriksaan:
· Histopatologi – pemeriksaan mikroskopik pada salah satu bagian jaringan yang dicat menggunakan teknik histologis untuk menyediakan diagnosis spesifik berdasarkan pada morfologi.
· Imunohistokimia – menggunakan antibodi untuk mendeteksi keberadaan, keberlimpahan, dan lokalisasi protein spesifik. Teknik ini penting untuk membedakan antara gangguan dengan morfologi yang mirip dan juga mencirikan sifat-sifat molekuler kanker tertentu.
· Hibridisasi in situ – molekul DNA dan RNA spesifik dapat dikenali pada bagian yang menggunakan teknik ini. Bila probe dilabeli dengan celupan berpendar, teknik ini disebut FISH.
· Sitopatologi – pemeriksaan sel-sel lepas yang dicat pada kaca menggunakan teknik sitologi.
Sitopatologi bisa berupa cairan yang dikeluarkan dari tubuh pasien oleh klinisi, bisa juga diambil langsung oleh patolog.
Misalnya untuk pemeriksaan papsmear dan FNAB (Fine Needle aspiration Biopsy). Jadi untuk pemeriksaan papsmear dan FNAB, pasien bisa langsung datang ke seorang dokter spesiali patologi anatomi (SpP.A), atau dokter kebidanan untuk pengambilan specimen papsmear.
Dalam melakukan pemeriksaan patologi anatomi seorang dokter spesiali patologi anatomi bekerjasama dengan dokter klinisi, antara lain dokter bedah, dokter kebidanan dan penyakit kandungan, dokter penyakit dalam, dll.
KANKER SERVIKS
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel tak terkendali (kanker) yang terjadi pada leher rahim. Ini penyebab, gejala dan pengobatannya.
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel tak terkendali pada leher rahim (serviks). Leher rahim merupakan bagian dari saluran reproduksi wanita yang menghubungkan vagina dengan rahim atau uterus. Semua wanita berisiko menderita kanker ini.
Namun, wanita yang aktif secara seksual cenderung lebih berisiko. Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak menimbulkan gejala yang mudah dikenali. Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani serangkaian pemeriksaan dan prosedur.
Jika dicurigai terdapat pertumbuhan kanker leher rahim, Anda akan dirujuk ke dokter spesialis.
Awalnya, sel sehat mengalami mutasi genetik yang mengubah pertumbuhan sel sehat menjadi tidak normal.
Hal ini menyebabkan sel-sel leher rahim tumbuh dengan pesat, tanpa terkendali. Perkembangan sel yang abnormal ini terjadi akibat infeksi Human Papillomavirus (HPV).
Faktanya, hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh HPV. Ini adalah sekumpulan grup virus yang menginfeksi manusia pada sel epitel kulit dan membran mukosa, termasuk di daerah kelamin. Hingga saat ini hampir seratus tipe HPV berhasil diidentifikasi. Sebagian besar jenis HPV tidak berbahaya.
Namun, ada beberapa jenis HPV yang diketahui dapat mengganggu sel-sel leher rahim hingga memicu kanker, yaitu HPV 16 dan 18. Sel kanker yang muncul kemudian menyerang jaringan di sekitarnya.
Sel kanker dapat melepaskan diri dari lokasi awal dan menyebar ke bagian tubuh lain. Proses ini disebut sebagai metastasis.
Gejala kanker serviks pada umumnya adalah:
· Flek atau perdarahan tidak normal dari vagina adalah gejala yang paling mudah dikenali sebagai gejala kanker serviks. Biasanya perdarahan terjadi usai berhubungan seksual, di luar masa haid, ataupun pasca-menopause.
Segera periksakan diri ke dokter jika pendarahan yang tidak normal terjadi lebih dari satu kali.
· Rasa sakit dan tidak nyaman saat berhubungan seksual
· Cairan yang keluar dari vagina beraroma aneh, berwarna tidak wajar atau mengandung darah
Kanker serviks stadium 4 akan menyebar ke luar dari leher rahim menuju jaringan dan organ sekitarnya.
Pada tahap ini, gejala yang dialami akan berbeda, seperti:
· Sembelit
· Ada darah dalam urine
· Terjadi pembengkakan pada salah satu kaki
· Nyeri pada tulang
· Hilang nafsu makan
· Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan nyeri pada panggul
· Kelelahan
· Lemas
· Rasa nyeri pada punggung atau pinggang yang disebabkan oleh pembengkakan ginjal. Kondisi tersebut disebut hidronefrosis.
Perlu diketahui kalau ciri-ciri kanker serviks di atas tidak selalu terlihat jelas. Bahkan, gejala tidak muncul sama sekali sampai kanker memasuki stadium akhir.
Itu sebabnya, pap smear perlu dilakukan untuk mendeteksi sel abnormal dan mencegah perkembangannya menjadi kanker serviks.
Beberapa faktor risiko kanker leher rahim adalah:
· Genetik
· Faktor keturunan
· Riwayat anggota keluarga dengan kanker
· Merokok
· Berhubungan seksual di usia muda
· Penggunaan KB hormonal
· Melahirkan lebih dari 3 kali
· Melahirkan di usia muda
· Usia lanjut
· Berhubungan seksual dengan lebih dari 1 orang
· Riwayat infeksi menular seksual
· Konsumsi obat imunosupresan
· Tidak divaksinasi Diagnosis
Kanker serviks yang dideteksi dini dapat membantu meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan.
Apabila hasil pap smear menunjukkan adanya sel abnormal pada leher rahim, Anda akan diberikan rujukan ke dokter spesialis sistem reproduksi wanita.
Hasil sel abnormal bukan berarti memiliki kanker rahim. Jika terjadi perdarahan abnormal pada vagina, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari penyebabnya.
Umumnya, pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
Prosedur Kolposkopi
Prosedur ini akan dianjurkan dokter apabila hasil pap smear menunjukkan adanya sel abnormal atau gejala yang timbul dicurigai sebagai kanker serviks.
Dokter akan menggunakan mikroskop khusus dengan lampu kecil di bagian ujung untuk melihat vagina, vulva, dan leher rahim.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kelainan pada serviks. Apabila terlihat kelainan, sampel jaringan akan diambil dari leher rahim untuk dianalisis apakah terdapat sel kanker di dalamnya.
Biopsi Kerucut (Cone Biopsy)
Pada beberapa kasus, prosedur operasi kecil yang dikenal dengan istilah biopsi kerucut mungkin akan dilakukan.
Pasien akan dibius lokal saat prosedur dilakukan. Jaringan berbentuk kerucut akan diambil dari leher rahim untuk dianalisa apakah terdapat sel kanker di dalamnya.
Efek dari pemeriksaan ini adalah pasien bisa mengalami perdarahan disertai nyeri, mirip dengan gejala menstruasi, hingga empat minggu pascaoperasi. (*)
Komentar