Andri Farid Wartawan Tribun Sumsel Meninggal Korban Tabrak Lari

SWARNANEWS | Wartawan senior Harian Tribun Sumsel, Andri Farid (39) meninggal dunia setelah menjadi korban tabrak lari di kawasan Sukarame, Palembang, Senin (18/9) sekitar pukul 16.00 WIB.
Menurut Kasat Lantas  Polresta Palembang Kompol Yudha Widyatama Sik di Palembang, Selasa (19/9), polisi sedang mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan saksi untuk mengejar pelaku. “Doakan pelaku segera tertangkap,” kata Yudha.

Menurut para saksi di lapangan kecelakaan maut ini terjadi di jalan menuju kediaman korban di Jalan Garuda Griya Hero Maskerebet seusai mengikuti rapat di kantornya.
Kemudian, saat melintas di kawasan Soekarno Hatta tepatnya di depan Rumah Makan Palapa, sepeda motor korban disenggol mobil fuso yang belum diketahui identitasnya.
Korban terjatuh dari atas motor dan menyenggol badan mobil hingga korban mengalami luka robek di bagian belakang dan luka memar di bagian dada.
Andri Farid mulai bekerja di Tribun Sumsel pada 2012 saat harian itu pertama kali terbit di Sumatera Selatan. Ia menjadi redaktur dan menjadi penanggung jawab kolom Tribun Basemah dan Tribun Prabu.

Almarhum dikenal sebagai wartawan yang gigih dan ulet dalam menjalankan profesinya.

Pemimpin Redaksi  harian Transparan Afdhal Azmi Jambak, tempat Andri pernah bekerja mengemukan, almarhum dikenal sebagai wartawan yang baik, santun, mudah bergaul dan pekerja keras.

Sarono P Sasmito,  Pemimpin Redaksi Swarnanews.co.id  rekan almarhum yang sama-sama pernah bekerja  di Harian Transparan juga mengenal almarhum sebagai sosok yang baik dan penuh keteladanan.

“Tiap usai deadline kami sering pulang berdua tahun 2000-an  saat itu almarhum masih tinggal dekat 7 Ulu Palembang,” ujarnya mengenang sosok almarhum.

Arie Maridjan, rekan almarhum yang lain, juga merasa sangat kehilangan. “Rasa ini begitu menguasai hati ku. Sangat banyak kebaikan kau beri, tak terhitung bantuan kau lakukan untukku. Semoga semua terangkai menjadi amal ibadah mu yang diterima Allah SWT. Aku tau aku hanyalah hamba yang daif, tapi aku akan memohon kiranya Sang Pencipta memberimu tempat terindah di surga-Nya…selamat berpisah Ndre, istirahatlah yang tenang ya,”katanya.

Rekan-rekan wartawan yang lain Lisma Noviani, Himawan Sutanto dan lain memberikan doa yang sama. Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. Selain bekerja sebagai jurnalis, ia juga menjadi dosen di Universitas Bina Darma. Lulusan IAIN Raden Fatah yang dikenal aktif beroganisasi ini dimakankan di Desa Burai, Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir.

 

Editor Sarono P Sasmito

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *