Puluhan Masyarakat Desa Lebung Datangi DLH

SWARNANEWS.CO.ID, BANYUASIN | Puluhan masyarakat Desa Lebung Kecamatan Rantau Bayur yang kebanyakan dari mereka, adalah nelayan berencana mendatangi Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuasin, Rabu (16/9/2020).

Adapun peralatan yang digunakan dalam kegiatan spanduk, bendera, toa (pengeras suara), sepeda motor, karton pernyataan sikap.

Tuntutan para pengunjuk rasa, disampaikan Koordinator Aksi Indo Sapri meminta kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup untuk segera turun ke lapangan. Serta melakukan pemanggilan terhadap perusahaan batubara yang parkir di aliran Sungai Musi.

Hentikan kegiatan normalisasi sungai yang dilakukan pihak perusahaan Wilayah Sungai Musi Desa Lebong.

“Ketika tidak ada tindakan dari dinas lingkungan hidup, pada hari ini kami juga akan melakukan pengusiran secara paksa,” jelas pria yang juga Ketua DPD Ormas JPKP Banyuasin.

Namun sebelum masyarakat tiba di Kantor DLH Banyuasin pada pukul 10.40 Wib massa ditemui IPDA Joko Beni Waluyo, SH (Kanit intel Ekonomi Polres Banyuasin), mengajak masyarakat untuk mediasi.

“Kita akan melaksanakan kegiatan mediasi di ruangan Intel Polres Banyuasin sudah ada pihak perusahaan di Polres. Dan kami minta untuk perwakilan masyarakat untuk mengikuti melaksanakan mediasi,” jelasnya.

Berkaitan tawaran tersebut, pada pukul 11.00 Wib perwakilan masyarakat tiba di Polres Banyuasin untuk melakukan mediasi bersama pihak perusahaan. Dan menyampikan masalah yang dihadapi masyarakat Desa Lebung seperti hasil ikan terganggu. Dan meminta ada kontribusi dari pihak perusahaan kepada masyarakat setempat.

Suasana mediasi warga yang mengikuti yakni Indo Sapri, Dadang, Baigas, Agan, Pai, Damin, Amir. Sedangkan perwakilan dari pihak perusahaan PT Swarna Dwipa Dermaga Jaya (SDJ) Eko Handoko dan Barka, menanggapi apa yang menjadi keluhan warga dan nelayan, Eko Handoko meminta waktu untuk berkoordinasi.

“Kami meminta waktu kepada masyarakat dan akan melaporkan aspirasi kendala dan keluh kesah dari masyarakat ke asosiasi pemilik kapal dan manajemen perusahaan yang ada di Palembang,” jelasnya.

Hasil mediasi disepakati agar pihak perusahaan memperhatikan ekonomi masyarakat nelayan di desa atas aktivitas lalu lintas batu bara dengan segala dampaknya yang bersandar. Dari perwakilan perusahaan menyatakan akan membawa dan memfasilitasi untuk mencari solusi terkait permasalahan ini. (*)

Teks : Nasir
Editor : Maya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *